Sunday, April 17, 2011

APAKAH DAKWAH DAN SIAPAKAH YANG BERDAKWAH

Apakah arti dakwah dan siapa yang berdakwah

1. Dakwah secara istilah adalah mengajak manusia kepada Allah swt, itu dibuktikan dengan memahami dan mengamalkan sunah-sunnah nabi saw, termasuk dalam dakwah itu sendiri.

2. Pengertian dakwah secara bahasa adalah mengajak atau memanggil. Dalam konteks pemahaman seperti ini, adalah suatu pemikiran yang tidak rasional kalau kita katakan bahwa orang lain tidak buat dakwah kecuali kita. Sehinggalah dalam urusan perniagaan duniawi, manusia saling mengajak manusia untuk membeli barang perniagaannya.

3. Masih lagi dalam pengertian secara bahasa, maka terdapat golongan yang salah dan sesat mendakwahkan pahamannya, Seperti Ahmadiyah, syiah, sekuler dan kelompok leberal, khawarij dll.

4. Adakah golongan asyaa’irah, fanatisme bermazhab dan tarekat sufi naqsabandi/ qadariyah, jistiyah, sadziliyah termasuk dalam mendakwahkan dalam makna secara istilah? Tentu tidak. Karena pemahaman-pemahaman tersebut bertentangan dengan apa yang di pahami dan di amalkan oleh nabi saw dan para sahabatnya, bahkan oleh 4 imam mazhab sekalipun. Sesiapa saja dan golongan mana saja yang mendakwahkan pemahaman selain yang di pahami kaum salaf ( nabi saw dan para sahabatnya ), maka dikatakan tidak berdakwah kepada Allah, atau berdakwah dengan makna istilahi. Tetapi mereka berdakwah kepada paham golongan mereka, ini termasuk dakwah secara bahasa saja.

5. Bagaimana cara untuk menilai golongan tertentu itu adalah mendakwahkan pahaman golongan atau berdakwah kepada Allah?.......
Pertama kita lihat pendiri golongan/ jamaah tersebut. Apakah pemahamannya dalam akidah?, apakah mazhabnya dalam fekah ( fanatik dalam bermazhab atau tidak )?, apa tarekat tasawufnya?
Kedua, lihat ditempat markaz/ atau pusat pendidikan mereka,kitab apakah yang digunakan dalam mehamai akidah?kitab apakah yang di gunakan dalam belajar fekah, kitab apakah yang di gunakan dalam belajat tasawuf?

6. Kita ambil contoh mudah kepada jama’ah tabligh. Jika saudara ingin melihat sejauh mana kebenaran jama’ah ini kita lihat dari beberapa soal di bawah ini: Pertama, apakah pemahaman akidah syaikh Mohd Ilyas dalam bab asma wa sifat Tuhan?, apakah mazhab fekah dia ?, apakah tarekat tasawuf yang dia ikuti? Di setiap markaz jamaah ini yang dijadikan pusat pendidikan ( markaz India, banglades, dan pakistan ),kitab apa yang di gunakan dalam pelajaran akidah?, kitab apa yang dipelajari dalam fekah dan bagaimana pelaksanaannya ( ada unsur fanatisme bermazhab atau tidak )?,adakah pengajaran atau pembenaran terhadap ajaran tarekat sufi seperti naqsabandi, qadariyah, jistiyah dan sadziliyah?

7. Shaikh Mohd Ilyas adalah berpaham maturudiyah dalam akidah, bermazhab hanafi dalam fekah dan jistiyah dalam tarekat. Di markaz markaz tabligh terdapat pelajar-pelajar di ajarkan pemahaman merujuk kepada kitab yang sepaham dengan pendirinya,bahkan ada suatu tradisi bagi yang telah belajar kitab, untuk mengikuti tarekat sufi sebagai pelengkap keilmuan rohani. Seperti jika di Indonesia terdapat beberapa markaz yang didapat mengajarkan kitab tafsir jalalain dimana penulisnya berpaham asyaairah dalam akidah, juga di ajarkan kita ihya ulumiddin dimana penulisnya adalah sufi yang berpaham asyaairah dlam akidah.

8. Sangat jelas bagi orang yang berakal dan pencari kebenaran untuk melihat,bahawa jamaah ini berdakwah dalam pengertian bahasa, yaitu mengajak atau mendakwah manusia kepada paham golongan.

9. Terdapat di kalangan awam jamaah ini berdalih dan mengatakan :”kita mengajak orang ke masjid, kita mengajak orang meninggalkan maksiat, kita mengislamkan orang, tidak kah ini salah?”

10. Saya jawab, anda tidak salah karena anda yang melakukan itu semua, tetapi kesalahan anda adalah anda di tempat yang salah. Anda sedang melakukan kebaikan bersama pendiri dan tokoh-tokoh di dalam suatu jamaah yang bermasalah pemahamannya. Siapa yang menjamin bahwa orang-orang yang akhi islamkan, dan orang –orang yang saudara jauhkan dari maksiat tersebut bisa tidak berakidah asyaairah, fanatik dalam bermazhab dan mengikut ajaran tarekat sufi? Adakah anda bisa menjamin itu semua?

11. Contoh mudah, anda mengajak orang untuk masuk islam. Ini adalah amalan yang baik, selanjutnya anak orang yang masuk Islam itu akan di hantar ke madrasah jamah tabligh. Anak tersebut akan belajar selama 8 tahun sehingga menjadi maulana/ orang yang alim, istilah di kalangan jamaah tabligh. Adakah anda bisa menjamin bahwa di sana ribuan anak yang belajar untuk tidak berpegang kepada akidah asyaairah, fanatisme dalam bermazhab, dan ajaran tarekat sufi?

12. Tentu sangat mustahil anda bisa menjamin semua itu. Maka akhi muslim, pahamilah perkara ini dengan tenang hati dan dengan akal fikiran yang terbuka.

13. Jika anda tidak aktif dan tidak ikut aktif dalam aktiviti jamaah tabligh, bukan berarti akhi tidak berdakwah. Doktrin dimana seakan akan orang diluar jamaah tabligh tidak buat dakwah sangat kuat di jamaah ini. Seakan akan hanya mereka saja yang sedang berdakwah. Ini pemahaman yang sangat keliru.

14. Pastikan bahwa kita mempunyai pemahaman yang benar dalam akidah, beribadah, dan akhlak. Selanjutnya dakwahkan secara infiradi kepada siapa saja yang terdekat. Jika kita dapat ada jamaah suatu dakwah yang benar pemahamannya ( tidak asyaaira, tidak fanatik dalam bermazhab dan tidak bertarekat sufi ), maka ikutilah untuk berjamaah dalam dakwah. Jika jamaah itu tidak kita temui,.....maka teruskan dakwah secara infiradi bersama sahabat-sahabat terdekat yang sepaham , teruskan istiqamah sampai mati. Karena pekara tersebut sudah dianggap berjamaah, karena saudara berpegang kepada kebenaran walau bersendirian.

15. Untuk orang yang alim, yang memahami ilmu salaf, boleh datang kepada mereka. Baik itu mengikuti khuruj mereka atau berkawan dengan mereka, untuk mengajak mereka meninggalkan pemahaman yang salah ( akidah asyaairah, fanatisme dalam bermazhab dan bertarekat sufi). Adapun untuk golongan awam, sebaiknya jangan khuruj dengan mereka, perbanyak belajar tentang ilmu-ilmu salaf dengan ulama-ulama dan ustaz yang memahami ilmu salaf. Karena siapa yang ikut mereka, biasanya sangat susah untuk memahami kebenaran hingga keluar daripadanya,karena di jamaah tabligh sangat kuat doktrin kesufian dimana seseorang harus taat pada amir atau syaikh sehingga kepada masalah pemahaman agama sekalipun secara tidak sadar.Bolehkah orang awam berkawan dengan orang jamaah ini? boleh selama masih bisa untuk membatasi diri agar tidak terpengaruh, karena terkadang banyak juga di kalangan jamaah ini dari golongan awam yang perlu kita pahamkan.

16. Apakah yang harus di luruskan atau di perbaiki di jamaah tabligh agar bisa dikatakan suatu jamaah yang mengajak menusia kepada Allah? Pertamaa,proses pemahaman akidah yang ada di madrasah-madrasah jamaah ini harus di ubah, yakni dari pemahaman asyaairah kepada pemahaman salaf ( Nabi saw dan para sahabatnya ). Dengan itu harus ada perubahan diri dari kalangan para tokohnya untuk kembali kepada ajaran salaf dalam akidah. Kedua, dalam proses pembelajaran fekah di madrasah hendaknya diajarkan konsep bermazhab yang tidak fanatik. Artinya kembali kepada kaedah para imam mazhab, jika di dapati pada pendapat ulama yang bertentangan dengan dalil yang shahih, maka harus ditinggalkan.Ketiga, para tokoh jamaah ini hendaknya sepakat untuk meninggalkan ajaran tarekat sufi seperti naqsabandiyah, qadariyah, sadziliyah, jistiyah dan apapun bentuknya, selanjutnya ajaran tarekat tersebut di hapuskan di setiap madrasah-madrasah di markas jamaah tabligh. Untuk orang awam memang sulit memahami pentingnya kembali kepada salaf,mereka biasanya akan bersikap mengikut para masyaikhnya, tetapi bagaimana untuk para tokoh dan masyaikh yang ada di raiwind,India dan bangladesh?....adakah mereka semua siap untuk kembali kepada salaf. kalau ya jawabannya, maka jamaah ini harus di dukung, dan tidak ada siapa muslim di muka bumi ini kecuali harus mendukung gerakan dakwah ini. kalau tidak siap, dan tetap memusuhi ulama salafi serta tetap berpegang kepada paham sedia ada, maka jamaah ini tetap jamaah yang mengajak kepada golongan yang tetap harus di jauhi untuk orang awam dan di dakwahi bagi orang alim yang memahami ilmu salaf.

1 comment:

  1. Sebenarnya tdk ada yg berbeda hanyalah namanya, tp tujuanya adlh sama, Muhammad S.A.W adalah di samping seorang nabi beliau jga adalah seorang rasul, apakah perbedan nabi dan rasul??? Sedangkan gelar itu adkh dari Allah SWT sendiri, klo sudah memahami perbedaan nabi dan rasul pasti anda semua tau permasalahan di atas, tdk ada yg salah cuman terkadang kita belum sampai pada pemahan itu,,,

    ReplyDelete