1. Membuka wajah mayat dan berdoa untuknya.
2. Mencium diantara kedua matanya.
- Dari Aisyah ra. Berkata : "
Sementara mereka dalam keadaan begitu tiba-tiba Abu Bakar datang. Ia segera kembali dari Sunh setelah berita sedih itu diterimanya. Sehingga ia sampai dan masuk masjid, ia tidak berbicara banyak kepada orang ramai melainkan terus kerumah Aisyah. Bila ia masuk, dilihatnya Nabi saw disalah satu bahagian dalam rumah itu sudah diselubungi dengan burd hibara ( sejenis kain bersulam buatan Yaman ). Ia menyingkapkan selubung itu dari wajah Nabi saw setelah itu menciumnya ( mencium diantara dua matanya ) kemudian ia menangis dan berkata :
" Demi bapak dan ibuku Ya Nabi Allah ( diucapkan sebagai tanda cinta dan mendoakan ), Maut yang sudah ditentukan Tuhan kepadamu sekarang sudah sampai kau rasakan. Sesudah itu tak akan ada lagi maut menimpamu. ( Lihat kitab Almausuu'ah alfiqhiyyah al muyassarah fii alkitab wa assunnah al muthaharah,jilid 4, ms 47, oleh Husein bin 'audah al 'awaysyah. )
3. Menangisinya kerana bersedih dengan tidak meraung-raung ( niyahah ).
Diterima dari Nu'man bin Basyir katanya : "Abdullah bin Ruwahah jatuh pingsan . Maka saudaranya 'Umarah menangisinya : " Wahai nasibnya, wahai begini, wahai begitu dan seterusnya sambil menyebut-nyebut jasa dan perbuatannya . Maka setelah ia sedar, katanya : " Tak satupun yang kau katakan, hanya ditanyakan pula kepadaku : Betulkah demikian yang engkau lakukan?" HR Bukhari
4. Memberitahukan kematian seseorang kepada kaum kerabat dan orang yang terdekat daripada mayat.
Diriwayatkan oleh Ahmad ,Bukhari dari Anas berkata : "Bahawa Nabi saw memberitahukan berpulangnya Zaid , Ja'far dan Ibnu Ruwahah sebelum diketahui oleh umum".
No comments:
Post a Comment