Tuesday, November 1, 2011

MEMBONGKAR KEKELIRUAN JAMAAH TABLIGH

Yang menarik pada markas-markas mereka yg berada di daratan India itu terdapat hizb yg berisikan Surat Al-Falaq dan An-Naas nama Allah yg agung dan nomor 2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat yg dikelilingi beberapa kode yg tidak dimengerti.

Jamaah Tabligh tentu bukan nama yg asing lagi bagi masyarakat kita terlebih bagi mereka yang menggeluti dunia dakwah. Dengan menghindari ilmu-ilmu fiqh dan aqidah yg sering dituding sebagai ‘biang pemecah belah umat’ membuat dakwah mereka sangat populer dan mudah diterima masyarakat berbagai lapisan.Bahkan saking populernya bila ada seseorang yg berpenampilan mirip mereka atau kebetulan mempunyai ciri-ciri yg sama dgn mereka biasanya akan ditanya; ”Mas Jamaah Tabligh ya?” atau “Mas karkun ya?” Yang lbh tragis jika ada yg berpenampilan serupa meski bukan dari kalangan mereka kemudian langsung dihukumi sebagai Jamaah Tabligh.Pro dan kontra tentang mereka pun meruak.

Lalu bagaimanakah hakikat jamaah yg berkiblat ke India ini? Kajian kali ini adl jawabannya.Pendiri Jamaah TablighJamaah Tabligh didirikan oleh seorang sufi dari tarekat Jisytiyyah yg berakidah Maturidiyyah dan bermadzhab fiqih Hanafi. Ia bernama Muhammad Ilyas bin Muhammad Isma’il Al-Hanafi Ad- Diyubandi Al-Jisyti Al-Kandahlawi kemudian Ad-Dihlawi. Al-Kandahlawi merupakan nisbat dari Kandahlah sebuah desa yg terletak di daerah Sahranfur.

Sementara Ad-Dihlawi dinisbatkan kepada Dihli ibukota India. Di tempat dan negara inilah markas gerakan Jamaah Tabligh berada. Adapun Ad-Diyubandi adl nisbat dari Diyuband yaitu madrasah terbesar bagi penganut madzhab Hanafi di semenanjung India. Sedangkan Al-Jisyti dinisbatkan kepada tarekat Al-Jisytiyah yg didirikan oleh Mu’inuddin Al-Jisyti.Muhammad Ilyas sendiri dilahirkan pada tahun 1303 H dgn nama asli Akhtar Ilyas. Ia meninggal pada tanggal 11 Rajab 1363 H. {Bis Bri Musliman hal.583 Sawanih Muhammad Yusuf hal. 144-146 dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 2}.

Latar Belakang Berdirinya Jamaah Tabligh

Asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad Ad-Dihlawi mengatakan ”Ketika Muhammad Ilyas melihat mayoritas orang Meiwat jauh dari ajaran Islam berbaur dgn orang-orang Majusi para penyembah berhala Hindu bahkan bernama dgn nama-nama mereka serta tidak ada lagi keislaman yg tersisa kecuali hanya nama dan keturunan kemudian kebodohan yg kian merata tergeraklah hati Muhammad Ilyas. Pergilah ia ke Syaikhnya dan Syaikh tarekatnya seperti Rasyid Ahmad Al-Kanhuhi dan Asyraf Ali At- Tahanawi utk membicarakan permasalahan ini. Dan ia pun akhirnya mendirikan gerakan tabligh di India atas perintah dan arahan dari para syaikhnya tersebut.” {Nazhrah ‘Abirah I’tibariyyah Haulal Jama’ah At-Tablighiyyah hal. 7-8 dinukil dari kitab Jama’atut Tabligh Aqa’iduha Wa Ta’rifuha karya Sayyid Thaliburrahman hal. 19}Merupakan suatu hal yg ma’ruf di kalangan tablighiyyin bahwasanya Muhammad Ilyas mendapatkan tugas dakwah tabligh ini setelah kepergiannya ke makam Rasulullah  .

Markas Jamaah Tabligh

Markas besar mereka berada di Delhi tepatnya di daerah Nizhamuddin. Markas kedua berada di Raywind sebuah desa di kota Lahore . Markas ketiga berada di kota Dakka. Yang menarik pada markas-markas mereka yg berada di daratan India itu terdapat hizb yg berisikan Surat Al-Falaq dan An-Naas nama Allah yg agung dan nomor 2-4-6-8 berulang 16 kali dalam bentuk segi empat yg dikelilingi beberapa kode yg tidak dimengerti.

Yang lbh mengenaskan mereka mempunyai sebuah masjid di kota Delhi yg dijadikan markas oleh mereka di mana di belakangnya terdapat empat buah kuburan. Dan ini menyerupai orang-orang Yahudi dan Nashrani di mana mereka menjadikan kuburan para nabi dan orang- orang shalih dari kalangan mereka sebagai masjid. Padahal Rasulullah  melaknat orang-orang yang menjadikan kuburan sebagai masjid bahkan mengkhabarkan bahwasanya mereka adl sejelek-jelek makhluk di sisi Allah . {Lihat Al-Qaulul Baligh Fit Tahdziri Min Jama’atit Tabligh karya Asy-Syaikh Hamud At-Tuwaijiri hal. 12}

Asas dan Landasan Jamaah Tabligh.

Jamaah Tabligh mempunyai suatu asas dan landasan yg sangat teguh mereka pegang bahkan cenderung berlebihan. Asas dan landasan ini mereka sebut dgn al-ushulus sittah atau ash-shifatus sittah dgn rincian sebagai berikut:

Sifat Pertama: Merealisasikan Kalimat Thayyibah Laa Ilaha Illallah Muhammad RasulullahMereka menafsirkan makna Laa Ilaha Illallah dengan: “mengeluarkan keyakinan yg rusak tentang sesuatu dari hati kita dan memasukkan keyakinan yg benar tentang dzat Allah bahwasanya Dialah Sang Pencipta Maha Pemberi Rizki Maha Mendatangkan Mudharat dan Manfaat Maha Memuliakan dan Menghinakan Maha Menghidupkan dan Mematikan”.

Kebanyakan pembicaraan mereka tentang tauhid hanya berkisar pada tauhid rububiyyah semata .Padahal makna Laa Ilaha Illallah sebagaimana diterangkan para ulama adalah: “Tiada sesembahan yg berhak diibadahi melainkan Allah.” {Lihat Fathul Majid karya Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alusy Syaikh hal. 52-55}. Adapun makna merealisasikannya adl merealisasikan tiga jenis tauhid; al-uluhiyyah ar-rububiyyah dan al-asma wash shifat {Al- Quthbiyyah Hiyal Fitnah Fa’rifuha karya Abu Ibrahim Ibnu Sulthan Al-’Adnani hal. 10}. Dan juga sebagaimana dikatakan Asy-Syaikh Abdurrahman bin Hasan: “Merealisasikan tauhid artinya membersihkan dan memurnikan tauhid dari kesyirikan bid’ah dan kemaksiatan.” Oleh krn itu Asy-Syaikh Saifurrahman bin Ahmad Ad-Dihlawi mengatakan bahwa di antara ‘keistimewaan’ Jamaah Tabligh dan para pemukanya adl apa yg sering dikenal dari mereka bahwasanya mereka adl orang-orang yg berikrar dgn tauhid. Namun tauhid mereka tidak lbh dari tauhidnya kaum musyrikin Quraisy Makkah di mana perkataan mereka dalam hal tauhid hanya berkisar pada tauhid rububiyyah saja serta kental dgn warna-warna tashawwuf dan filsafatnya. Adapun tauhid uluhiyyah dan ibadah mereka sangat kosong dari itu. Bahkan dalam hal ini mereka termasuk golongan orang-orang musyrik. Sedangkan tauhid asma wash shifat mereka berada dalam lingkaran Asya’irah serta Maturidiyyah dan kepada Maturidiyyah mereka lbh dekat”.

Sifat Kedua: Shalat dgn Penuh Kekhusyukan dan Rendah DiriAsy-Syaikh Hasan Janahi berkata: “Demikianlah perhatian mereka kepada shalat dan kekhusyukannya. Akan tetapi di sisi lain mereka sangat buta tentang rukun-rukun shalat kewajiban-kewajibannya sunnah-sunnahnya hukum sujud sahwi dan perkara fiqih lainnya yg berhubungan dgn shalat dan thaharah. Seorang tablighi tidaklah mengetahui hal-hal tersebut kecuali hanya segelintir dari mereka.” {Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 5- 6}.

Sifat ketiga: Keilmuan yg Ditopang dgn Dzikir. Mereka membagi ilmu menjadi dua bagian. Yakni ilmu masail dan ilmu fadhail. Ilmu masail menurut mereka adl ilmu yg dipelajari di negeri masing-masing. Sedangkan ilmu fadhail adalah ilmu yg dipelajari pada ritus khuruj dan pada majlis- majlis tabligh. Jadi yg mereka maksudkan dgn ilmu adl sebagian dari fadhail amal serta dasar-dasar pedoman Jamaah seperti sifat yang enam dan yg sejenisnya dan hampir-hampir tidak ada lagi selain itu.Orang-orang yg bergaul dgn mereka tidak bisa memungkiri tentang keengganan mereka untuk menimba ilmu agama dari para ulama serta tentang minimnya mereka dari buku-buku pengetahuan agama Islam. Bahkan mereka berusaha utk menghalangi orang-orang yg cinta akan ilmu dan berusaha menjauhkan mereka dari buku-buku agama dan para ulamanya.

Sifat Keempat: Menghormati Setiap MuslimSesungguhnya Jamaah Tabligh tidak mempunyai batasan-batasan tertentu dalam merealisasikan sifat keempat ini khususnya dalam masalah al-wala dan al-bara .

Demikian pula perilaku mereka yg bertentangan dgn kandungan sifat keempat ini di mana mereka memusuhi orang-orang yg menasehati mereka atau yg berpisah dari mereka dikarenakan beda pemahaman walaupun orang tersebut ‘alim rabbani. Memang hal ini tidak terjadi pada semua tablighiyyin tapi inilah yg disorot oleh kebanyakan orang tentang mereka.

Sifat Kelima: Memperbaiki NiatTidak diragukan lagi bahwasanya memperbaiki niat termasuk pokok agama dan keikhlasan adalah porosnya. Akan tetapi semuanya membutuhkan ilmu. Dikarenakan Jamaah Tabligh adalah orang-orang yg minim ilmu agama maka banyak pula kesalahan mereka dalam merealisasikan sifat kelima ini. Oleh karenanya engkau dapati mereka biasa shalat di masjid- masjid yg dibangun di atas kuburan.

Sifat Keenam: Dakwah dan Khuruj di Jalan Allah subhanahu wata’ala. Cara merealisasikannya adl dgn menempuh khuruj bersama Jamaah Tabligh empat bulan utk seumur hidup 40 hari pada tiap tahun tiga hari tiap bulan atau dua kali berkeliling pada tiap minggu. Yang pertama dgn menetap pada suatu daerah dan yg kedua dgn cara berpindah-pindah dari suatu daerah ke daerah yg lain. Hadir pada dua majelis ta’lim tiap hari majelis ta’lim pertama diadakan di masjid sedangkan yg kedua diadakan di rumah. Meluangkan waktu 25 jam tiap hari utk menjenguk orang sakit mengunjungi para sesepuh dan bersilaturahmi membaca satu juz Al Qur’an tiap hari memelihara dzikir-dzikir pagi dan sore membantu para jamaah yg khuruj serta i’tikaf pada tiap malam Jum’at di markas. Dan sebelum melakukan khuruj mereka selalu diberi hadiah-hadiah berupa konsep berdakwah yg disampaikan oleh salah seorang anggota jamaah yg berpengalaman dalam hal khuruj. {Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 9}

Asy-Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan Al-Fauzan berkata: “Khuruj di jalan Allah adl khuruj utk berperang. Adapun apa yg sekarang ini mereka sebut dgn khuruj maka ini bid’ah. Belum pernah ada dari salaf tentang keluarnya seseorang utk berdakwah di jalan Allah yg harus dibatasi dgn hari-hari tertentu. Bahkan hendaknya berdakwah sesuai dgn kemampuannya tanpa dibatasi dgn jamaah tertentu atau dibatasi 40 hari atau lbh sedikit atau lbh banyak.” {Aqwal Ulama As-Sunnah fi Jama’atit Tabligh hal.
7}

Asy-Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi berkata: “Khuruj mereka ini bukanlah di jalan Allah tetapi di jalan Muhammad Ilyas. Mereka tidaklah berdakwah kepada Al Qur’an dan As Sunnah akan tetapi berdakwah kepada Muhammad Ilyas syaikh mereka yg ada di Banglades . Aqidah Jamaah Tabligh dan Para TokohnyaJamaah Tabligh dan para tokohnya merupakan orang-orang yg sangat rancu dalam hal aqidah1. Demikian pula kitab referensi utama mereka Tablighi Nishab atau Fadhail A’mal karya Muhammad Zakariya Al-Kandahlawi merupakan kitab yg penuh dgn kesyirikan bid’ah dan khurafat.

Di antara sekian banyak kesesatan mereka dalam masalah aqidah adalah2:

1. Keyakinan tentang wihdatul wujud . {Lihat kitab Tablighi Nishab 2/407 bab Fadhail Shadaqat cet. Idarah Nasyriyat Islam Urdu Bazar Lahore}.

2. Sikap berlebihan terhadap orang-orang shalih dan keyakinan bahwa mereka mengetahui ilmu ghaib. {Lihat Fadhail A’mal bab Fadhail Dzikir hal. 468-469 dan hal. 540-541 cet. Kutub Khanat Faidhi Lahore}.

3. Tawassul kepada Nabi dan juga kepada selainnya serta berlebihannya mereka dalam hal ini. {Lihat Fadhail A’mal bab Shalat hal. 345 dan juga bab Fadhail Dzikir hal.481-482 cet. Kutub Khanat Faidhi Lahore}.

4. Keyakinan bahwa para syaikh sufi dapat menganugerahkan berkah dan ilmu laduni {lihat Fadhail A’mal bab Fadhail Qur’an hal. 202- 203 cet. Kutub Khanat Faidhi Lahore}.

5. Keyakinan bahwa seseorang bisa mempunyai ilmu kasyaf yakni bisa menyingkap segala sesuatu dari perkara ghaib atau batin. {Lihat Fadhail A’mal bab Dzikir hal. 540- 541 cet. Kutub Khanat Faidhi Lahore}.

6. Hidayah dan keselamatan hanya bisa diraih dgn mengikuti tarekat Rasyid Ahmad Al- Kanhuhi . Oleh krn itu Muhammad Ilyas sang pendiri Jamaah Tabligh telah membai’atnya di atas tarekat Jisytiyyah pada tahun 1314 H bahkan terkadang ia bangun malam semata-mata utk melihat wajah syaikhnya tersebut. {Kitab Sawanih Muhammad Yusuf hal. 143 dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 2}.

7. Saling berbai’at terhadap pimpinan mereka di atas empat tarekat sufi: Jisytiyyah Naqsyabandiyyah Qadiriyyah dan Sahruwardiyyah. {Ad-Da’wah fi Jaziratil ‘Arab karya Asy- Syaikh Sa’ad Al-Hushain hal. 9-10 dinukil dari Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 12}.

8. Keyakinan tentang keluarnya tangan Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dari kubur beliau untuk berjabat tangan dgn Asy-Syaikh Ahmad Ar-Rifa’i. {Fadhail A’mal bab Fadhail Ash- Shalati ‘alan Nabi hal. 19 cet. Idarah Isya’at Diyanat Anarkli Lahore}.

9. Kebenaran suatu kaidah bahwasanya segala sesuatu yg menyebabkan permusuhan perpecahan atau perselisihan -walaupun ia benar- maka harus dibuang sejauh-jauhnya dari manhaj Jamaah.

10. Keharusan utk bertaqlid {lihat Dzikir Wa I’tikaf Key Ahmiyat karya Muhammad Zakaria Al- Kandahlawi hal. 94 dinukil dari Jama’atut Tabligh ‘Aqaiduha wa Ta’rifuha hal. 70}.

11. Banyaknya cerita-cerita khurafat dan hadits-hadits lemah/ palsu di dalam kitab Fadhail A’mal mereka di antaranya apa yg disebutkan oleh Asy-Syaikh Hasan Janahi dalam kitabnya Jama’atut Tabligh Mafahim Yajibu An Tushahhah hal. 46-47 dan hal. 50-52. Bahkan cerita-cerita khurafat dan hadits-hadits palsu inilah yg mereka jadikan sebagai bahan utama utk berdakwah. Wallahul Musta’an.

Fatwa Para Ulama Tentang Jamaah Tabligh

1. Asy-Syaikh Al-Allamah Abdul Aziz bin Baz rahimahullah berkata: “Siapa saja yg berdakwah di jalan Allah bisa disebut “muballigh” artinya: walaupun hanya satu ayat} akan tetapi Jamaah Tabligh India yg ma’ruf dewasa ini mempunyai sekian banyak khurafat bid’ah dan kesyirikan. Maka dari itu tidak boleh khuruj bersama mereka kecuali bagi seorang yg berilmu yg keluar bersama mereka dalam rangka mengingkari dan mengajarkan ilmu kepada mereka. Adapun khuruj semata ikut dgn mereka maka tidak boleh”.

2. Asy Syaikh Dr. Rabi’ bin Hadi Al-Madkhali berkata: “Semoga Allah merahmati Asy-Syaikh Abdul Aziz bin Baz {atas pengecualian beliau tentang bolehnya khuruj bersama Jamaah Tabligh untuk mengingkari kebatilan mereka dan mengajarkan ilmu kepada mereka pen} krn jika mereka mau menerima nasehat dan bimbingan dari ahlul ilmi maka tidak akan ada rasa keberatan utk khuruj bersama mereka. Namun kenyataannya mereka tidak mau menerima nasehat dan tidak mau rujuk dari kebatilan mereka dikarenakan kuatnya fanatisme mereka dan kuatnya mereka dalam mengikuti hawa nafsu. Jika mereka benar-benar menerima nasehat dari ulama niscaya mereka telah tinggalkan manhaj mereka yg batil itu dan akan menempuh jalan ahlut tauhid dan ahlus sunnah. Nah jika demikian permasalahannya maka tidak boleh keluar bersama mereka sebagaimana manhaj as-salafush shalih yg berdiri di atas Al Qur’an dan As Sunnah dalam hal tahdzir terhadap ahlul bid’ah dan peringatan utk tidak bergaul serta duduk bersama mereka. Yang demikian itu {tidak bolehnya khuruj bersama mereka secara mutlak pen} dikarenakan termasuk memperbanyak jumlah mereka dan membantu mereka dalam menyebarkan kesesatan. Ini termasuk perbuatan penipuan terhadap Islam dan kaum muslimin serta sebagai bentuk partisipasi bersama mereka dalam hal dosa dan kekejian.

Terlebih lagi mereka saling berbai’at di atas empat tarekat sufi yg padanya terdapat keyakinan hulul wihdatul wujud kesyirikan dan kebid’ahan”.

3. Asy-Syaikh Al-Allamah Muhammad bin Ibrahim Alusy Syaikh rahimahullah berkata: “Bahwasanya organisasi ini tidak ada kebaikan padanya. Dan sungguh ia sebagai organisasi bid’ah dan sesat. Dengan membaca buku-buku mereka maka benar-benar kami dapati kesesatan bid’ah ajakan kepada peribadatan terhadap kubur-kubur dan kesyirikan sesuatu yg tidak bisa dibiarkan. Oleh krn itu -insya Allah- kami akan membantah dan membongkar kesesatan dan kebatilannya”.

4. Asy-Syaikh Al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin Al-Albani rahimahullah berkata: “Jamaah Tabligh tidaklah berdiri di atas manhaj Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam serta pemahaman as-salafus shalih.” Beliau juga berkata: “Dakwah Jamaah Tabligh adalah dakwah sufi modern yg semata-mata berorientasi kepada akhlak. Adapun pembenahan terhadap aqidah masyarakat maka sedikit pun tidak mereka lakukan krn -menurut mereka- bisa menyebabkan perpecahan”. Beliau juga berkata: “Maka Jamaah Tabligh tidaklah mempunyai prinsip keilmuan yg mana mereka adl orang-orang yg selalu berubah-ubah dgn perubahan yg luar biasa sesuai dgn situasi dan kondisi yg ada”.

5. Asy-Syaikh Al-Allamah Abdurrazzaq ‘Afifi berkata: “Kenyataannya mereka adl ahlul bid’ah yang menyimpang dan orang-orang tarekat Qadiriyyah dan yg lainnya. Khuruj mereka bukanlah di jalan Allah akan tetapi di jalan Muhammad Ilyas. Mereka tidaklah berdakwah kepada Al Qur’an dan As Sunnah akan tetapi kepada Muhammad Ilyas syaikh mereka di Bangladesh {maksudnya India pen}”.Demikianlah selayang pandang tentang hakikat Jamaah Tabligh semoga sebagai nasehat dan peringatan bagi pencari kebenaran. Wallahul Muwaffiq wal Hadi Ila Aqwamith


Oleh Al-Ustadz Ruwaifi’ bin Sulaimi Lc
Thariq.http://www.asysyariah.com/print.php?id_online=153
sumber : file chm Darus Salaf 2

1 comment:

  1. FATWA ULAMA' TDK MEWAKILI SEMUA ULAMA' KRN HANYA MENAMPILKAN DARI ORG2 SALAFI SAJA.... GOLONGAN YG TIDAK MENGIKUTI SALAFI PASTI DIBILANG AHLI BID'AD, SYIRIK DLL,,,, EMG ULAMA' HANYA SALAFI.....

    ReplyDelete