Sunday, March 20, 2011

Aqidah Yang Benar Menurut Manhaj Salaf (Nabi saw dan para sahabatnya)

Pengantar

Makalah ini diterjemahkan dari sebuah booklet yang diterbitkan oleh Markaz Al-Imam al-Albani Yordania, edisi 8, Safar 1424H. Ditulis oleh Lajnah Al-Bahtsi Al-Ilmi Wa Tahqiq At Turata Al Islami. Markaz Al-Imam Al-Albani Li Ad-Dirasat Al-Manhajiyah Wa al-Abhats Al-Ilmiyah. Yordania. Dengan judul asli Aqidatul Muslim As-Sunni Bi An Nash Al-Qurani Wa Shahih Al-Hadits An-Nabawiy Wa Ala Manhaj As-Salafish Shalih.
Ditulis secara praktis dalam bentuk tanya jawab. Dalam tulisan aslinya, para perawi haditsnya sengaja tidak ditulis dalam rangka untuk meringkas tulisan, juga kerana merupakan hadits-hadits yang sudah masyhur kesahihannya. Tetapi pembaca di Indonesia, tempatnya para perawi tersebut perlu dikemukakan. Oleh kerana itu, penterjemah menuliskannya kembali secara ringkas dalam bentuk catatan kaki. Begitu pula nama surat dan nombor ayat. Diterjemahkan oleh Ustaz Ahmas Faiz Asifuddin. Silakan menyemak.

1. Untuk apakah Allah s.w.t. menciptakan kita?

Allah s.a.w. menciptakan kita, supaya kita beribadah kepada-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun.
Allah s.w.t. berfirman :

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusfi, kecuali supaya mereka beribadah Jcepada-Ku” (Surah Adz-Dzariyat: 56)
Rasulullah s.a.w. bersabda,

حَقُّ اللهِ عَلَى العِبَادِ أَنْ يَعْبُدُوهُ وَلاَ يُشْرِكُوا يِهِ شَيْئًا
Hak Allah yang wajib dtpenuhi oleh para hamba-Nya, ialah agar mereka hanya beribadah kepada-Nya saja dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. (Sebuah penggalan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari dan Muslim)

2. Bagaimana cara kita beribadah kepada Allah s.w.t. ?

Yaitu sebagaimana yang diperintahkan Allah dan RasulNya s.a.w, disertai dengan ikhlas dan mengikuti Sunnah.
Allah s.w.t. berfirman,

Mereka tidak diperintahkan kecuali supaya menyembah Allah secara ikhlas, dengan menjalankan agama hanya kepadaNya. (Surah Al-Baiyyinah; 98:5)
Rasulullah s.a.w. bersabda,

مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْس عَلَيْهِ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدُّ.
Siapa yang mengerjakan suatu amal perbuatan yang tidak berdasar tuntunan syari'at kami, maka amal perbuatan itu tertolak. (HR Muslim)

3. Bagaimana mewujudkan makna ibadah yang benar di dalam hati kita?

Ialah agar kita beribadah kepada Allah s.w.t. dalam keadaan merasa takut terhadap neraka-Nya, sangat berharap mendapat surga-Nya, dan merasa cinta terhadap Dzat Allah s.w.t.
Allah s.w.t. berfirman,

Dan berdo'a (beribadah)lah kepada Allah dengan rasa takut dan rasa sangat berharap. (Surah Al-Araf; 7:56)

Maksudnya, (ialah) dengan perasaan takut terhadap neraka-Nya, dan sangat berharap mendapatkan surga-Nya.
Allah s.w.t. juga berfirman,

“... maka Allah akan mendatangkan gantinya dengan suatu kaum yang Allah cinta kepada mereka dan merekapun cinta kepada Allah.” (Surah Al-Maidah; 5:54)
Rasulullah s.a.w. bersabda

أسْـألُ اللهَ الجَنَّـةَ وَأعُوذُبِهِ مِنَ النَّـار.
Aku memohon surga kepada Allah dan aku memohon perlindungan kepada-Nya dart neraka. (HR Nasai, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

4. Bagaimana cara ihsan dalam beribadah?

Yaitu agar senantiasa merasa terawasi oleh Allah saja. Allah Maha Melihat kita dan Maha Mengetahui segala sepak terjang kita.

Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (surah an-Nisa, 4:1)

(Yaitu) Allah yang Melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat sendirian), dan (Melihat pula) perubahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud (shalat berjama'ah). (Surah Asy-Syuara; 26:218 -219)

Rasulullah s.a.w. bersabda,

الإحْسّانُ أَنْ تَعْبدَ اللهَ كَأَنَّكَ تَرَاهُ ، فَإلَمْ تَكُنْ تَرَاهُ فَهُوَ يَرَاكَ.
Ihsan ialah jika kamu beribadah kepada Allah seakan-akan kamu melihat-Nya. Maka jika kamu tidak melihat-Nya, Sesungguhnya Allah Melihatmu. (HR Muslim)

5. Untuk tujuan apakah Allah mengutus rasul-rasul-Nya?

Untuk berdakwah supaya (umat masing-masing) beribadah kepada-Nya dan menghilangkan syirik terhadap-Nya.
Sesungguhnya Kami telah mengutus seorang rasul pada tiap-tiap umat agar (rasul itu menyeru kepada umatnya); "sembahlah Allah saja dan jauhilah thaghut". (Surah An-Nahl;36)
Rasulullah s.a.w. bersabda,

Para nabi adalah bersaudara, sedangkan agama mereka satu. (HR Bukhari)
Maksudnya, semua rasul Allah berdakwah menuju tauhid.

6. Apa makna Tauhid Uluhiyah?

Ialah mengEsakan Allah dengan cara (hanya) beribadah kepada-Nya. Misalnya berdoa (memohon), bernadzar, berhukum dan ibadah-Ibadah lainnya.
Maka fahamilah, sesungguhnya tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. (Surah Muhammad;19)
Rasulullah s.w.t. bersabda,

Maka hendaklah pertama yang kamu dakwahkan ialah "agar mereka mentauhidkan Allah". Hadis yang dikeluarkan oleh imam Bukhari dan Muslim dalam kitab shahih masing-masing)

7. Apakah makna kalimat "Laa Ilaaha Illallaah"?

Ialah : Tidak ada sesembahan yang berhak di sembah kecuali Allah saja, tidak ada sekutu bagi-Nya.
Yang demikian itu karena sesungguhnya Allah itulah sesembahan yang benar, dan sesungguhnya apa yang mereka seru (ibadahi) dari selain Allah adalah sesembahan yang batil. (Surah Luqman;30)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Siapa yang mengucapkan : Laa Ilaaha Illallaah (tiada sesembahan yang berhak disembah selain Allah) dan mengingkari segenap apa yang disembah selain Allah, maka terpeliharalah harta dan darahnya.' (HR Muslim)

8. Apa makna kalimat "Muhammad Rasulullah"?

Yaitu : Tidak ada satu makhlukpun yang berhak diikuti selain Rasulullah £
Danjika kamu mentaatinya (Rasul), ntscaya kamu mendapat petunjuk. (surah An-Nur, 54)
Rasululah s.a.w. bersabda,
Andaikata (Nabi) Musa masih hidup, maka tidak ada peluang baginya kecuali harus mengikutiku.(Hadits yang semakna diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ad Darimi)

9. Apa maksud mentauhidkan Allah dalam Asma' dan SifatNya?

Yaitu, menetapkan sifat yang telah ditetapkan sendiri oleh Allah bagi diri-Nya atau telah ditetapkan oleh Rasulullah s.a.w. bagi Allah, tanpa memisalkan, atau menyerupakan, atau mentakwilkan, atau menolak (adanya sifat Allah).
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Allah, dan Dia Maha Mendengar dan Maha Melihat. (surah Asy-Syura; 11)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Sesungguhnya Allah mempunyai sembilan puluh sembilan nama; barang siapa yang menghitung-hitung (memelihara)-nya, niscaya masuk surga. (HR Bukhari dan Muslim)
Setiap nama dari nama-nama Allah pasti menunjukkan sifat di antara sifat-sifat Allah, sesuai dengan keMaha LuhuranNya.

10. Apa faidah tauhid bagi seorang muslim?

Yaitu akan menjadi pembimbing di dunia dan menjadi penenteram di akhirat. Hal yang akan mewujudkan kebahagiaan di dunia dan akhirat
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampur-adukkan iman mereka dengan kezhaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk (surah Al-An’am, 82)

11. Apa hakikat Iman?

Iman, ialah perkataan dengan lidah, perbuatan dengan anggauta badan dan keyakinan dengan hati serta patuh.
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu. kepada Allah dan katakanlah perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. (Al-Ahzab : 70-71)

Rasulullah s.a.w. bersabda :
Iman terdiri dari tujupuluh sekian cabang; cabang paling tinggi ialah perkataan Laa llaaha Illallaah (tiada sesembahan yang berhak disembah melainkan Allah), dan cabang paling rendah ialah menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan, sedangkan malu merupakan salah satu cabang dari iman. (HR Bukhari dan Muslim)

12. Bolehkah mencukupkan diri hanya dengan mengaku beriman?

Untuk beriman secara benar, haruslah ada fakta nyata yang membuktikannya.
Orang-orang arab badui itu berkata: "Kami telah beriman". Katakanlah (kepada mereka) : "Kamu belum beriman, tetapi katakanlah. 'kami telah Islam (tunduk) ', karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu, dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tiada akan mengurangi sedikitpun (pahala) amalanmu; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (surah Al-Hujurat, 14)

Rasulullah s.a.w. bersabda :
Hai orang-orang yang menyatakan Islam dengan lidahnya tetapi iman belum memasuki hatinya, janganlah menyakiti kaum muslimin...(Al Hadits). (Hadits riwayat Tirmidzi)

13. Dimana Allah?

Allah ada di atas langit, di atas Arsy, sesuai dengan yang selayaknya bagi keluhuranNya s.w.t..
Allah Dzat Yang Maha Rahman bersemayam di atas Arsy. (surah Taha, 5)
Arti "istawa" ialah 'alaa wa irtafa'a (naik dan menetap di atas). Keterangan ini ada di dalam Shahih Bukhari. Rasulullah s.a.w. pernah bertanya kepada seorang budak wanita, "Dimana Allah?" Budak itu menjawab, "Dia ada di atas langit," maka Nabi s.a.w. bersabda kepada tuan pemiliknya, "Merdekakanlah ia, sebab ia seorang mukminah. " (HR Muslim)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Sesungguhnya Allah telah menuliskan sebuah ketetapan : "Bahwa Rahmat-Ku lebih mendahului (mengatasi) kemurkaan-Ku". Maka ketetapan itu ada di sisi-Nya di atas Arsy. (HR Bukhari dan Muslim)

14. Allah bersama kita dengan Dzat-Nya atau dengan Ilmu-Nya?

Allah bersama kita dengan ilmu-Nya (bukan dengan Dzat-Nya, pent.). Dia mendengar dan melihat kita.
Janganlah kamu berdua khawatir, sesungguhnya Aku menyertai kamu berdua, Aku mendengar dan Aku melihat. (surah Taha, 46)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Sesunguhnya kalian memohon kepada Dzat Yang Maha mendengar dan Maha dekat, dan Dia dalam keadaan menyertai kalian. (HR Bukhari)
Maksudnya, Allah mendengar dan melihat kamu sekalian.

15. Dosa apakah yang paling besar?

Dosa yang paling besar ialah dosa mempersekutukan (syirik kepada) Allah.
(Luqman berkata ketika menasihati anaknya), "Hai anakku, Janganlah kamu mempersekutukan Allah, sesunguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezhaliman yang besar. (surah Luqman, 13)

Rasulullah s.a.w. pernah ditanya:
Dosa apakah yang paling besar? Beliau menjawab, “(yaitu) apabila kamu menjadikan tandingan bagi Allah, padahal Dia-lah yang menciptakan kamu. (HR Bukhari dan Muslim)

16. Apa pengertian syirik akbar (syirik besar)?

Yaitu memalingkan suatu peribadatan apa saja kepada selain Allah, misalnya: do'a (memohon), nadzar, menyembelih binatang qorban dan lain-lain.
Katakanlak. "Sesungguhnya aku hanya menyembah Rabb-ku dan aku tidak mempersekutukan sesuatupun dengan-Nya. (surah Al-Jin, 20)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Dosa besar yang paling besar yaitu mempersekutukan Allah (dengan yang selain-Nya) (HR Bukhari)

17. Apa bahaya syirik akbar?

Syirik Akbar menjadi penyebab kekekalan di dalam neraka.
Sesungguhnya barangsiapa yang mempersekutukan Allah maka Allah mengharamkan surga baginya, dan tempat kembalinya adalah neraka. (surah Al-Maidah, 72)
Rasululah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang mati dalam keadaan berbuat syirik kepada Allah sedikit saja, niscaya akan masuk neraka. (HR Muslim)

18. Bermanfaatkah suatu amal perbuatan jika disertai syirik akbar?

Apapun suatu amal perbuatan, tidak akan bermanfaat jika disertai syirik akbar.
Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang pernah mereka kerjakan. (surah Al-An’am, 88)

Dan Kami hadapi segala amal baik yang mereka kerjakan, lalu Kami jadikan amal itu bagaikan debu yang beterbangan. (surah al-Furqan, 23)
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Ta'ala berfirman,

Borangrsiapa yang mengamalkan suatu amal perbuatan, yang ketika mengamalkannya, ia mempersekutukan Aku dengan selainKu, maka Aku tinggalkan ia bersama-sama dengan sekutu yang ia jadikannya untuk-Ku. (HR Muslim)

19. Apakah kemusyrikan ada di tengah-tengah kaum muslimin?

Ya, ada banyak sekali (dan) amat disesalkan-.
Dan sebagian besar mereka tidak beriman kepada Allah melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sesembahan-sesembahan lain). (surah Yusuf, 106)
Rasulullah s.a.w. bersabda,

Tidak akan terjadi hari kiamat sebelum kabilah-kabilah di antara umatku bertemu (kegiatan) dengan kaum rnusyriktn, dan sebelum menyembah berhala-berhala.(HR Vabu Dawud)

20. Bagaimana hukum mengkafirkan seorang muslim tanpa kejelatan bukti?

Tidak boleh; bahkan yang demikian itu termasuk dosa besar.
Katakanlah: Rabb-ku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau yang tersembunyi, dan (mengharamkan) perbuatan dosa, melanggar hak manusta tanpa alasan yang benar, dan (Juga mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujjah untuk ttu, dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang kamu tidak mengetahuL (surah Al-A’raf, 33)

Katakanlah: "Datangkan buktimu bila kamu orang-orang yang benar'. (surah Al-Baqarah, 2:111)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang mengatakan kepada saudaranya "Hai kafir, " maka sungguh kata-kata itu akan kembali kepada salah seorang di antara keduanya. HR Muslim
Demikianlah bagian pertama dari tulisan mengenai rumusan praktis aqidah Ahlus Sunnah Wal Jama'ah, yang berisi 20 masalah. Insya Allah akan disambung dengan bagian kedua. Semoga bermanfaat.

21. Apa hukumnya memohon (berdo'a) kepada selain Allah, seperti kepada para wali?

Memohon (berdo'a) kepada mereka adalah syirik, akan menyebabkan masuk neraka.
Maka janganlah kamu menyeru (menyembah) tuhan yang lain disamping Allah, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang diadzab. (surah Asy-Syuara, 213, 100)
Rasulullah s.a.w, bersabda :

Barangsiapa yang mati, sedangkan ia dalam keadaan memohon kepada selain Allah yang ia jadikan tandingan-Nya, niscaya ia masuk neraka. (Riwayat Bukhari)

22. Apakah do'a merupakan ibadah kepada Allah s.w.t.?

Ya, doa merupakan ibadah

23. Apakah orang yang mati mendengar do'a?

Orang mati tidak boleh mendengar do'a, dan juga tidak boleh mendengar selain do'a.
Maka, sesungguhnya kamu tidak akan sanggup menjadikan orang-orang mati itu dapat mendengar. (surah Ar-Rum, 52)

Dan kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan or¬ang yang di dalam kubur dapat mendengar. (surah Fathir, 22)

Rasulullah s.a.w. bersabda:
Sesungguhnya Allah memiliki malaikat-malaikat yang berkeliling di atas permukaan bumi. Mereka menyampaikan salam kepadaku dari ummatku. (Hadits riwayat Nasa’i, Ahmad dan Darimi)

24. Bolehkah beristighatsah (mengeluh) kepada orang-orang mati ataupun makhluk ghaib?

Kita tidak boleh beristighatsah kepada mereka. Sebab, itu merupakan syirik. Kita hanya beristighatsah kepada Allah saja.
Ingatlah, tatkala kamu beristighatsah (mengeluh, memohon pertolongan) kepada Rabb-mu, lalu diperkenankanNya bagimu. (surah Al-Anfal, 9)

Adalah bila beliau ditimpa kesusahan atau kesedihan, beliau berdoa : Ya, Hayyu. Ya, Qoyyum (Wahai, Dzat Yang Maha Hidup. Wahai, Dzat Yang Maha Tegak). Dengan rahmatMu aku beristighatsah (mengeluh, memohon pertolongan). (Dalam riwayat Tirmidzi kami menemukan hadis – إذَا كَرَبَهُ أَمْرٌ قَالَ يَا حَيُّ يَاقَـيُّومُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيثُ )

25. Bolehkah beristi'anah (meminta pertotongan) kepada selain Allah?
Tidak boleh beristi'anah kepada selain Allah. Sebab, itu merupakan syirik. Beristi'anah hanyalah kepada Allah saja.
Hanya kepada-Mu kami menyembah, dan hanya kepada-Mu kami meminta pertolongan. (surah Al-Fatihah, 4)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Apabila kamu memohon, maka mohonlah kepada Allah, dan apabila kamu meminta pertolongan, maka mintalah pertolongan kepada Allah.” (Hadits sahih riwayat Tirmidzi dari Ibnu Abbas).

26. Bolehkah kita meminta pertolongan kepada orang hidup yang ada di hadapan kita?

Ya, boleh. Yaitu dalam hal yang sesuai dengan kewenangannya dan sesuai kemampuan orang-orang hidup itu.
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan taqwa. Dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (surah Al-Maidah, ??)

Rasulullah s.a.w. bersabda:
Allah senantiasa menolong hamba, selama hamba menolong saudaranya. (Riwayat Imam Muslim)

27. Bolehkah bernadzar kepada selain Allah?

Tidak boleh bernadzar, kecuali kepada Allah, saja.
Wahai Rabb-ku, sesungguhnya aku menadzarkan kepada Engkau anak yang ada dalam kandunganku menjadi hamba yang shalih dan berkhidmat (di Baitul Maqdis). Karena itu, terimalah (nadzar) itu dari ku. (surah ali-Imran, 35)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang bernadzar untuk taat kepada Al¬lah, maka taatilah Allah (penuhi nadzarnya). Dan barangsiapa yang bernadzar untuk maksiat kepada Allah, maka janganlah bermaksiat kepada-Nya (janganlah bernadzar seperti itu-pen.). (HR Bukhari, Abu Dawud, Tirmidzi dll).

28. Bolehkah menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada selain Allah?
Tidak boleh, karena hal itu termasuk syirik akbar (besar).
Maka dirikanlah shalat karena Rabb-mu, dan berkorbanlah (karena Rabb-mu). (surah Al-Kautsar, 2)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Allah melaknat orang yang menyembelih binatang untuk dipersembahkan kepada selain Allah.." (HR Muslim)

29. Bolehkah thawaf di kuburan?

Tidak boleh thawaf selain di Ka'bah.
Dan hendaklah mereka melakukan thawaf sekeliling rumah yang tua itu (Baitullah). (surah Al-Hajj, 29)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang bertawaf di Baitullah tujuh kali, kemudian melaksanakan shalat dua raka'at, maka (pahalanya) seperti memerdekakan seorang budak belian. (Riwayat Ibnu Majah)

30. Bolehkah melakukan shalat, sedangkan kuburan ada di hadapan anda?

Tidak boleh shalat menghadap ke arah kuburan. Sebab hal itu akan mendorong kepada pengagungan kuburan dan menyembahnya.
“Palingkanlah (hadapkanlah) wajahmu ke arah Masjidil Haram.” (Surah Al-Baqarah,
2:144)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Janganlah kalian duduk diatas kubur, dan janganlah kalian shalat menghadap ke arah kuburan.(Riwayat Muslim, Tirmidzi dan Abu Dawud)

31. Bagaimanakah hukum mengamalkan suatu perbuatan berdasarkan sihir?

Mengamalkan suatu perbuatan berdasarkan sihir termasuk dosa besar yang paling besar, yang akan menyebabkan kekafiran kepada Allah; begitu juga mempelajarinya – tidak ada bezanya.
Tetapi syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir). Mereka mengerjakan sihir kepada manusia. (surah Al-Baqarah, 2:102)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Jauhilah tujuh hal yang membinasakan Syirik kepada Allah, sihir, . . . . . . . . “ (Muttafaq ‘alaih)

32. Bolehkah kita mempercayai “orang pintar” dan Dukun?

Sedikitpun, kita tidak boleh mempercayai omongan mereka, dan juga sama sekali tidak, boleh mendatanginya.
Katakanlah (Hal Muhammad) : Tidak ada satupun yang dapat mengetahui perkara ghaib, baik di langit-langit maupun dibumi, kecuali Allah. (surah An-Naml, 65)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang mendatangi "orang pintar" atau dukun, lalu mempercayai apa yang dikatakannya, maka sesungguhnya ia telah kafir terhadap wahyu yang diturunkan kepada Muhammad. (Hadits sahih riwayat Abu Dawud dll)

33. Adakah seseorang di antara makhluk yang dapat mengetahui perkara ghaib?

Tidak ada seorangpun yang dapat mengetahui perkara ghaib, kecuali hanya Allah saja.
Dan hanya pada sisi Allah-lah kunci-kunci semua yang ghaib; tak ada yang mengetahuinya, kecuali Dia sendiri. (surah Al-An’am, 59)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Tidak ada yang mengetahui yang ghaib, kecuali Allah.” (Riwayat Imam Bukhari)

34. Berlandaskan apakah kaum muslimin wajib memutuskan hukum (perkara)?

Kaum muslimin wajib memutuskan hukum (perkara) menurut Al Qur'an dan Sunnah; baik mereka sebagai kelompok, sebagai individu maupun sebagai penguasa.
Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah. (surah Al-maidah, 49)
Rasulullah s.a.w. bersabda,
Allah itulah Hakim (Yang berhak menetapkan hukum), dan hanya kepada-Nyalah tempat kembali.” (Dalam riwayat Abu Dawud, Nasa’I, kami menemukan hadits, إنَّ اللهُ الحَكَمُ وَإلَيْهِ الحكمُ

35. Bagaimana hukum undang-undang positif yang bertentangan dengan Islam?

Beramal berdasarkan undang-undang tersebut merupakan kufur akbar, jika menyatakannya halal. Atau jika (undang-undang itu) lebih didahulukan daripada syari'at karena dinyatakan lebih baik.
Barangsiapa yang tidak memutuskan hukum berdasarkan wahyu yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang kafir. “ (surah Al-Maidah, 44)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Selama pemimpin-pemimpin kaum muslimin tidak memutuskan hukum menurut Kitab Allah, dan mereka memilih-milih (menurut hawa nafsunya) terhadap apa yang diturunkan Allah, pasti Allah akan menimpakan perpecahan dahsyat di antara mereka.(Riwayat Ibnu majah)

36. Bolehkah bersumpah dengan selain (nama) Allah?

Tidak boleh bersumpah, kecuali dengan (nama) Al¬lah saja.
Katakanlah: "Memang, demi Rabb-ku, kamu benar-benar akan dibangkitkan kembali". (surah At-Taghabun, 7)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
“Barangsiapa yang bersumpah dengan selain Allah, maka sesungguhnya ia telah berbuat syirik.” (Riwayat Abu Dawud)

37. Bolehkah menggantung (atau mengalungkan) kalung hizib atau tamimah?

Tidak boleh menggantung atau mengalungkannya, sebab yang demikian itu termasuk syirik.

Jika Allah menimpakan kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang menghilangkannya melainkan Dia sendiri.” (surah Al-An’am, 17)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Barangsiapa yang mengalungkan (menggantung) tamimah, maka sesungguhnya ia telah syirik. (Riwayat Ahmad)
Tamimah ialah sesuatu yang dikalungkan (atau digantung), dengan maksud untuk menolak bahaya gangguan syetan atau kedengkian orang (setan).

38. Dengan apakah kita bertawassul kepada Al¬lah S.W.T.?

Kita bertawassul kepada Allah dengan nama-nama serta sifat-sifat-Nya S.W.T., dan dengan melakukan amal shalih serta dengan do'anya orang shalih (yang masih hidup, pen).

Allah memiliki nama-nama yang sangat indah, maka berdo'alah kepada Allah dengan menyebut nama-nama-Nya.” (surah Al-A’raf, 180)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Aku memohon kepada-Mu (Ya Allah) dengan (menyebut) semua nama yang menjadi milik-Mu, yang dengan nama itu, Engkau telah menamai diri-Mu. (Riwayat Ahmad)

39. Apakah berdo'a itu memerlukan perantaraan makhluk?

Berdoa tidak membutuhkan perantaraan makhluk.
Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah), bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendo'a apabila ia berdo'a kepada-Ku. (surah Al-Baqarah, 2:186

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Sesungguhnya kalian berdo'a memohon) kepada Dzat Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat, sedangkan Dia (senantiasa) menyertai kalian. (Hadits sahih riwayat Bukhari)
Maksudnya, Allah senantiasa mendengar dan melihat kalian.

40. Apakah tugas Rasulullah s.a.w.?

Tugas Rasulullah s.a.w. ialah tabligh (menyampaikan), menegakkan hujjah.
Hai Rasul, sampaikanlah apa yang diturunkan kepadamu dari rabb-mu (surah Al-Maidah, 67)

Rasulullah s.a.w. bersabda,
Ya Allah, saksikanlah!
"Sabda beliau di atas merupakan tanggapan dari kesaksian para sahabat yang bersaksi, bahwa engkau telah menyampaikan (engkau) telah menunaikan (risalah) dan telah memberikan nasihat". (HR Bukhari dan Muslim dan yang lainnya)
Demikian tulisan bagian kedua ini, Insya Allah bersambung ke bagian ketiga pada edisi akan datang.

No comments:

Post a Comment