Sunday, December 4, 2011

Menyantuni Anak Yatim di Hari Asyura

Menyantuni Anak Yatim di Hari Asyura

Pertanyaan:

Saat ini banyak tersebar keyakinan di masyarakat tentang anjuran menyantuni anak yatim di hari asyura. Apakah benar demikian? Adakah dalil tentang hal ini?

Dari: Abu Ahmad (teXXXXXXXX@yahoo.com)

Jawaban:
Ada dua kelompok yang menyimpang dari ajran Islam yang lurus banyak memiliki kepentingan terkait hari Asyura:
Pertama, kelompok Syiah. Mereka menjadikan hari Asyura sebagai hari berkabung dan belasungkawa, mengenang kematian sahabat Husein. Mereka lampiaskan kesedihan di hari itu dengan memukul-mukul dan melukai badan sendiri.
Kedua, rival dari kelompok Syiah, merekalah An-Nashibah, kelompok yang sangat membenci ahli bait Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Merekalah orang Khawarij dan kelompok menyimpang dari Bani Umayah, yang memberontak pada pemerintahan Ali bin Abi Thalib, memproklamirkan menjadi musuh Syiah Rafidhah. Mereka memiliki prinsip mengambil sikap yang bertolak belakang dengan Syiah.

Syaikhul Islam Ibnu taimiyah mengatakan, “Dulu di Kufah terdapat kelompok Syiah, yang mengkultuskan Husein. Pemimpin mereka adalah Al-Mukhtar bin Ubaid Ats-Tsaqafi Al-Kadzab (Sang pendusta). Ada juga kelompok An-Nashibah (penentang), yang membenci Ali bin Abi Thalib dan keturunannya. Salah satu pemuka kelompok An-nashibah adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi. Dan terdapat hadis yang shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa beliau bersabda,

سيكون في ثقيف كذاب ومبير

“Akan ada seorang pendusta dan seorang perusak dari Bani Tsaqif” (HR. Muslim)
Si pendusta adalah Al-Mukhtar bin Ubaid –gembong syiah– sedangkan si perusak adalah Al-Hajjaj bin Yusuf Ats-Tsaqafi.

Orang Syiah menampakkan kesedihan di hari Asyura, sementara orang Khawarij menampakkan kegembiraan. Bid’ah gembira berasal dari manusia pengekor kebatilan karena benci Husein radhiallahu’anhu, sementara bid’ah kesedihan berasal dari pengekor kebatilan karena yang mengklaim cinta Husein. Dan semuanya adalah bid’ah yang sesat. Tidak ada satu pun ulama besar empat madzhab yang menganjurkan untuk mengikuti salah satunya. Demikian pula tidak ada dalil syar’i yang menganjurkan melakukan hal tersebut. (Minhaj As-Sunnah An-Nabawiyah, 4:555)

Di beberapa negara Islam, keyakinan semacam ini sempat tersebar. Sebagian kalangan menganjurkan agar kaum muslimin banyak menyantuni anak yatim ketika hari Asyura. Dalam rangka menyenangkan anak-anak, sebagaimana ketika hari raya. Bisa jadi, anggapan ini merupakan cipratan dari prinsip Khawarij dan sebagian kalangan Bani Umayah seperti di atas.
Dan demikianlah kebiasaan ahli bid’ah. Mereka memiliki prinsip ekstrim kanan atau ekstrim kiri. Orang Syiah menjadikan hari Asyura sebagai hari berkabung sedunia. Meratapi kematian Husein, menurut anggapan mereka itu adalah kebaikan. Di sisi yang berlawanan, orang Khawarij dan kelompok menyimpang di kalangan Bani Umayah justru menjadikan hari tersebut sebagai hari kebahagiaan, sebagaimana layaknya hari raya. Karena mereka berprinsip untuk tampil ‘beda’ dengan rivalnya Syiah.
Allahu a’lam

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasi Syariah)
Artikel www.KonsultasiSyariah.com

No comments:

Post a Comment