HADITS-HADITS SHAHIH TENTANG QUNUT NAZILAH
HADITS PERTAMA
وَعَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: قَنَتَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا مُتَتَابِعًا فِي الظُّهْرِ وَالْعَصْرِ وَالْمَغْرِبِ وَالْعِشَاءِ وَصَلاَةِ الْصُّبْحِ فِيْ دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، مِنَ الرَّكْعَةِ اْلأَخِرَةِ يَدْعُوْ عَلَى أَحْيَاءٍ مِنْ بَنِيْ سُلَيْمٍ عَلَى رِعْلٍ وَذَكْوَانَ وَعُصَيَّةَ، وَيُؤَمِّنُ مَنْ خَلْفَهُ. (وَكَانَ أَرْسَلَ يَدْعُوْهُمْ إِلَى اْلإِسْلاَمِ فَقَتَلُوْهُمْ . قَالَ عِكْرِمَةُ: هَذَا مِفْتَاحُ الْقُنُوْتِ).
اخرجه أبو داود رقم (1443) وابن الجارود رقم (106) وأحمد (1/ 301-302) والحاكم (1/325-326) والبيهقي (2/200) وقال الحاكم: صحيح على شرط البخاري ووافقه الذهبي .
Dari Ibnu Abbas, ia berkata: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut selama 1 bulan secara terus-menerus pada shalat Zhuhur, ‘Ashar, Maghrib, Isya & Shubuh di akhir setiap shalat, (yaitu) apabila ia mengucap Sami'Allahu liman hamidah di raka'at nan akhir, beliau mendo'akan kebinasaan atas kabilah Ri'lin, Dzakwan & ‘Ushayyah nan ada pada perkampungan Bani Sulaim, & orang-orang di belakang beliau mengucapkan amin.
Hadits ini telah diriwayatkan oleh Abu Dawud(*1), Ibnul Jarud(*2), Ahmad(*3), al-Hakim & al-Baihaqi(*4). Dan Imam al-Hakim menambahkan bahwa Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma berkata: Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengutus para da'i agar mereka (kabilah-kabilah itu) masuk Islam, tapi malah mereka membunuh para da'i itu. ‘Ikrimah berkata: Inilah pertama kali qunut diadakan.
Lihat Irwaa-ul Ghalil II/163
HADITS KEDUA
عَنْ أنَسٍ قَالَ: قَنَتَ رَسُوْلُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ شَهْرًا بَعْدَ الرُّكُوْعِ يَدْعُو عَلَى حَيٍّ مِنْ أَحْيَاءِ الْعَرَبِ ثُمَّ تَرَكَهُ.
خرجه البخاري رقم: (4089) والنسائي (2/203204) والطحاوي (1/245) وأحمد (3/115 و180 و217 و261 و3/191 و249) وهذا لفظه وسنده صحيح على شرط الشيخين وهو عند مسلم رقم: (677) دون قوله: بعد الركوع)
Dari Anas, ia berkata: “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut selama 1 bulan setelah bangkit dari ruku', yakni mendo'a kebinasaan utk 1 kabilah dari kabilah-kabilah Arab, kemudian beliau meninggal-kannya (tidak melakukannya lagi). “
Diriwayatkan oleh Ahmad(*5), Bukhari(*6), Muslim(*7), an-Nasaa-i(*8), ath-Thahawi(*9).
Dalam hadits Ibnu Abbas & hadits Anas & beberapa hadits nan lainnya menunjukkan bahwa pertama kali qunut dilakukan ialah ketika Bani Sulaim nan terdiri dari Kabilah Ri'lin, Hayyan, Dzakwan & ‘Ushayyah meminta kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam agar mau mengajarkan mereka tentang Islam.
Maka, kemudian Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengutus kepada mereka 7 puluh orang qurra' (para penghafal al-Qur'an), sesampainya mereka di sumur Ma'unah, mereka (para qurra') itu dibunuh semuanya. Pada saat itu, tak ada kesedihan nan lebih menyedihkan nan menimpa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam selain kejadian itu. Maka kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam qunut selama 1 bulan, nan kemudian beliau tinggalkan.
Di antaranya adalah hadits Ibnu ‘Umar & Abu Hu-rairah di bawah ini:
وَعَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّهُ سَمِعَ رَسُوْلَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إِذَا رَفَعَ رَأْسَهُ مِنَ الرُّكُوْعِ فِي الرَّكْعَةِ اْلأَخِرَةِ مِنَ الْفَجْرِ يَقُوْلُ: اَللَّهُمَّ الْعَنْ فُلاَنًا وَفُلاَنًا وَفُلاَنًا بَعْدَمَا يَقُوْلُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ، رَبَّنَالَكَ الْحَمْدُ . فَأَنْـزَلَ اللَّهُ:
Dari Ibnu Umar, “Sesungguhnya ia pernah mendengar Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam ketika beliau mengangkat kepalanya dari ruku' di raka'at nan terakhir ketika shalat Shubuh, ia membaca: “Allahummal ‘an fulanan wa fulanan wa fulanan (Ya Allah laknatlah si fulan & si fulan & si fulan) sesudah ia membaca Sami'allaahu liman hamidahu. Kemudian Allah menurunkan ayat (yang artinya): ‘Sama sekali soal (mereka) itu bukan menjadi urusanmu, apakah Allah akan menyiksa mereka atau akan mengampuni mereka. Maka sesungguhnya mereka itu adalah orang-orang zhalim. '” [Ali ‘Imraan: 128]
Hadits shahih riwayat Ahmad (II/147)
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ اِذَا أَرَادَ أَنْ يَدْعُوَ عَلَى أَحَدٍ أَوْ يَدْعُوَ ِلأَحَدٍ قَنَتَ بَعْدَ الرُّكُوْعِ، فَرُبَّمَا قَالَ: إِذَا قَالَ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ رَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ اَللَّهُمَّ اَنْجِ الْوَلِيْدَ بْنَ الْوَلِيْدِ، وَسَلَمَةَ بْنَ هِشَامٍ، وَعَيَّاشَ بْنَ أَبِيْ رَبِيْعَةَ وَالْمُسْتَضْعَفِيْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ. اَللَّهُمَّ اشْدُدُ وَطْأَتَكَ عَلَى مُضَرَ، وَاجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِيْ يُوْسُفَ.
قَالَ: يَجْهَرُ بِذَلِكَ، وَكَانَ يَقُوْلُ فِيْ بَعْضِ صَلاَتِهِ فِي صَلاَةِ الْفَجْرِ: اَللَّهُمَّ الْعَنْ فُلاَنًا وَفُلاَنًا. ِلأَحْيَاءٍ مِنَ الْعَرْبِ حَتَّى أَنْزَلَ اللَّهُ:
Dari Abu Hurairah, “Sesungguhnya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, apabila hendak mendo'akan kecelakaan atas seseorang atau mendo'akan kebaikan utk seseorang, beliau mengerjakan qunut sesudah ruku', & kemungkinan apabila ia membaca: Sami'allahu liman hamidah, (lalu) beliau membaca, ‘Allahumma… & seterusnya (yang artinya: Ya Allah, selamatkanlah Walid bin Walid & Salamah bin Hisyam & ‘Ayyasy bin Abi Rabi'ah & orang-orang nan tertindas dari orang-orang Mukmin. Ya Allah, keraskanlah siksa-Mu atas (kaum) Mudhar, Ya Allah, jadikanlah atas mereka musim kemarau seperti musim kemarau (yang terjadi pada zaman) Yusuf. '”
Abu Hurairah berkata, “Nabi keraskan bacaannya itu & ia membaca dlm akhir shalatnya dlm shalat Shu-buh: Allahummal ‘an fulanan… & seterusnya (Ya Allah, laknatlah si fulan & si fulan) yaitu (dua orang) dari 2 kabilah bangsa Arab, sehingga Allah menurunkan ayat: ‘Sama sekali urusan mereka itu bukan menjadi urusanmu. . . (dan seterusnya). '”
Hadits shahih riwayat Ahmad ii/255 & al-Bukhari No 4560
Di dlm hadits shahih riwayat Imam al-Bukhari dlm kitab Shahih-nya no. 1004 disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut pada shalat Shubuh & Maghrib.
Lafazhnya adalah sebagai berikut:
عَنْ اَنَسٍ قَالَ: كَانَ الْقُنُوْتُ فِي الْمَغْرِبِ وَالْفَجْرِ.
Dari Anas, ia berkata, “Qunut itu ada dlm shalat Maghrib & Shubuh. “
Dan dlm hadits nan shahih pula disebutkan bahwa Abu Hurairah pernah qunut pada shalat Zhuhur & ‘Isya sesudah mengucapkan Sami'allahu liman hamidahu (setelah bangkit dari ruku' (di saat sedang i'tidal). ), ia berdo'a utk kebaikan/kemenangan kaum Mukminin & melaknat orang-orang kafir. Kemudian Abu Hurairah berkata: “Shalatku ini menyerupai shalatnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. “
Lafazh haditsnya secara lengkap adalah sebagai berikut:
وَعَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ قَالَ: َلأُقَرِّبَنَّ بِكُمْ صَلاَةَ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَكَانَ أَبُوْ هُرَيْرَةَ يَقْنُتُ فِي الرَّكْعَةِ اْلآخِرَةِ مِنْ صَلاَةِ الظُّهْرِ وَالْعِشَاءِ اْلأَخِرَةِ وَصَلاَةِ الصُّبْحِ بَعْدَ مَا يَقُوْلُ: سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ. فَيَدْعُوْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَيَلْعَنُ الْكُفَّارَ.
Dan dari Abu Hurairah, ia berkata, “Sungguh aku akan mendekatkan kamu dgn shalat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka, Abu Hurairah kemudian qunut dlm raka'at nan akhir dari shalat Zuhur, ‘Isya & shalat Shubuh, sesudah ia membaca: ‘Sami'allahu liman hamidah. ' Lalu ia mendo'akan kebaikan utk orang-orang Mukmin & melaknat orang-orang kafir. “
Hadits shahih riwayat Ahmad (II/255), al-Bukhari (no. 797) & Muslim (no. 676 (296), ad-Daraquthni (II/37 atau II/165) cet. Darul Ma'rifah.
Memang Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut pada shalat Shubuh, begitu juga Abu Hurairah, akan tetapi ingat, bahwa hal itu bukan semata-mata dilakukan pada shalat Shubuh saja Sebab apabila dibatasi pada shalat Shubuh saja, maka hal ini akan berten-tangan dgn riwayat nan sangat banyak sekali nan menyebutkan bahwa beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan qunut pada 5 waktu shalat nan wajib. Menurut hadits nan keenam bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam tak qunut melainkan apabila beliau hendak mendo'akan kebaikan atau mendo'akan kebinasaan atas suatu kaum. Maka apabila beliau qunut itu menunjukkan ada musibah nan menimpa ummat Islam & dilakukan selama 1 bulan(*10)
[Disalin dari kitab Ar-Rasaail Jilid-1, Penulis Yazid bin Abdul Qadir Jawas, Penerbit Pustaka Abdullah, Cetakan Pertama Ramadhan 1425H/Oktober 2004M]
Referensi
(*1). Dalam kitab al-Musnad (I/301-302).
(*2). Dalam kitab Mustadrak-nya (I/225-226).
(*3). Dalam kitab Sunanul Kubra (II/200 & II/212).
(*4). Dalam kitab al-Musnad III/115, 180, 217, 261 & III/191, 249.
(*5). Di dlm kitab Shahih-nya no. 4089.
(*6). Dalam kitab Shahih-nya no. 677 (304), tanpa lafazh “ba'dar ruku'. “
(*7). Dalam kitab Sunan-nya II/203-204.
(*8). Dalam kitab Syarah Ma'anil Atsar (I/245).
(*9). Dan hadits ini telah diriwayatkan pula oleh Abu Dawud ath-Thayalisi dlm Musnad-nya no. 1989, Abu Dawud no. 1445, sebagaimana juga telah disebutkan oleh al-Hafizh Ibnu Hajar dlm kitab Bulughul Maram no. 287, lihat juga kitab Irwaa-ul Ghalil II/163.
(*10). Sebelum ini telah disebutkan hadits-hadits nan menunjukkan adanya qunut pada shalat Shubuh, Zhuhur, ‘Ashar, & ‘Isya, adapun nan menerangkan adanya qunut pada shalat Maghrib, adalah hadits Bara' bin ‘Azib:
وَعَنِ الْبَرَاءِ بْنِ عَازِبٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَقْنُتُ فِي صَلاَةِ الصُّبْحِ وَالْمَغْرِبِ.
Dari Baraa' bin ‘Azib, “Sesungguhnya Rasulullah shallalllahu ‘alaihi wa sallam pernah qunut dlm shalat Shubuh & Maghrib. “
Hadits shahih riwayat Ahmad IV/285, Muslim no. 678 (306), Abu Dawud no. 1441, at-Tirmidzi no. 401, an-Nasaa-i II/202, ad-Dara-quthni II/36, al-Baihaqi II/198, ath-Thahawi II/242, Abu Dawud ath-Thayalisi dlm Musnad-nya no. 737, lafazh ini milik Muslim.
sumber: www.almanhaj.or.id penulis Al-Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas tags:
No comments:
Post a Comment