Abu Bakar Ash-Shiddiq, Sang Penumpas Kemurtadan
July 27, 2011 by alfanarku
Allah Azza wa Jalla berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ مَن يَرْتَدَّ مِنكُمْ عَن دِينِهِ فَسَوْفَ يَأْتِي اللّهُ بِقَوْمٍ يُحِبُّهُمْ وَيُحِبُّونَهُ أَذِلَّةٍ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ أَعِزَّةٍ عَلَى الْكَافِرِينَ يُجَاهِدُونَ فِي سَبِيلِ اللّهِ وَلاَ يَخَافُونَ لَوْمَةَ لآئِمٍ ذَلِكَ فَضْلُ اللّهِ يُؤْتِيهِ مَن يَشَاءُ وَاللّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ
Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mu’min, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya), lagi Maha Mengetahui. (Al-Ma’idah : 54)
Pada ayat di atas terdapat beberapa renungan, diantaranya :
Pertama, di dalam ayat ini terdapat Jumlah Syarthiyah (Susunan Kalimat Bersyarat) dan jawabannya. Artinya, bila ada Fi’l asy-Syarth (kata kerja bersyarat), maka sudah pasti ada jawabannya. Allah telah berjanji dan mensyaratkan, bahwa bila terjadi kemurtadan, maka Dia pasti mendatangkan orang yang berjihad melawan para pelakunya.
Dan benar, kemurtadan telah terjadi setelah wafatnya Nabi shalallahu ‘alaihi wasalam dari banyak orang-orang Arab. Kemudian Allah menegakkan Abu Bakar untuk menghadapi kemurtadan ini dan saudara-saudaranya di kalangan pembesar sahabat bersamanya, mereka memerangi orang-orang yang murtad hingga mengembalikan mereka kepada agama ini. Janji itu telah terealisasi dan nikmat Allah telah berlaku penuh terhadap Ash-Shiddiq dan sahabat-sahabatnya. Hal ini tentu menguatkan keutamaan keimanan dan ‘adalah mereka.
Apa kira-kira jawaban kaum Syi’ah jika kita tanyakan kepada mereka mengenai peristiwa tersebut? Jika mereka kemudian mengakui bahwa memang pada saat itu terjadi kemurtadan, maka mau ga mau mereka harus mengakui keutamaan Ash-Shiddiq yang telah memerangi kemurtadan tersebut dan tentunya hal ini adalah salah satu bukti keabsahan kekhalifahan beliau, karena Allah tentu tidak akan mencintai orang-orang yang merampas sesuatu yang bukan haknya (merampas kekhalifahan, merampas harta ahlul bait sebagaimana dituduhkan oleh kaum syi’ah), sedangkan orang-orang yang ditegakkan oleh Allah untuk memerangi kemurtadan adalah orang-orang yang Dia cintai dan mereka mencintai-Nya sebagaimana digambarkan dalam ayat di atas.
Dan jika mereka mengingkari, maka mereka tidak berhak berdebat, sebab mengingkari sesuatu yang bersifat aksiomatik, menggugurkan kelayakan seorang lawan untuk berdialog. Jika mereka mengatakan bahwa Abu Bakar dan sahabat-sahabatnyalah yang murtad, maka kita katakan, Allah telah berjanji dan mensyaratkan,bahwa bila terjadi kemurtadan, maka Dia pasti mendatangkan orang yang berjihad melawan para pelakunya. Lalu, mana orang yang memerangi Ash-Shiddiq?.
Kedua, sesungguhnya orang yang memperhatikan riwayat hidup Abu Bakar dan akhlaknya, pastilah akan melihat sifat-sifat yang disebutkan dalam ayat tersebut terpenuhi pada diri Abu Bakar. Beliau seorang yang lunak dan lemah lembut terhadap saudara-saudaranya dari kalangan orang-orang mukmin, tetapi disegani dan ditakuti oleh orang-orang kafir di negeri-negeri yang jauh. Beliau telah memberangkatkan pasukannya untuk berjihad di jalan Allah dan tidak segan-segan untuk memerangi kemurtadan sekalipun jumlah kaum muslimin ketika itu masih sedikit.
Semoga bisa menjadi renungan..
Wassalam.
No comments:
Post a Comment