Perlu diketahui, Shufiyah adalah satu lafadz yang tidak dikenal pada masa sahabat, juga tidak masyhur di masa generasi utama (sahabat, tabi’in, dan tabi’it tabi’in). Mereka muncul setelah masa tiga generasi utama. Ibnu Taimiyah rahimahullahu menyebutkan awal mula munculnya shufiyah adalah di Bashrah, Irak. (Lihat Fatawa, 11/5, Haqiqatu Ash-Shufiyah hal. 13)
Asy-Syaikh Muqbil rahimahullahu berkata: “Sesungguhnya bid’ah tasawuf muncul setelah tahun 200 H. Tasawuf tidak ada di zaman Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam, di zaman sahabat maupun tabi’in.” (Mushara’ah hal. 376)
Nukilan di atas menunjukkan bahwa shufiyah adalah kelompok baru dalam Islam ini.
Lihat selengkapnya tentang siapa sufi sebenarnya di
http://www.asysyariah.com/syariah.php?menu=detil&id_online=896
Sudah terlalu banyak kitab2 yg membantah ajaran sufi bahkan imam syafi’i sampai berkata
Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu meriwayatkan dengan sanadnya sampai Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu: “Jika seorang belajar tasawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu juga mengatakan, “Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.”
Beliau juga berkata, “Azas (dasar shufiyah) adalah malas.” (Lihat Mukhalafatush Shufiyah lil Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu hal. 13-15)
Juga para imam lainnya pun berkata
Celaan Al-Imam Malik rahimahullahu terhadap shufiyah
At-Tunisi mengatakan: Kami berada di sisi Al-Imam Malik, sedangkan murid-murid beliau di sekelilingnya. Seorang dari Nashibiyin berkata: “Di tempat kami ada satu kelompok disebut shufiyah. Mereka banyak makan, kemudian membaca qashidah dan berjoget.”
Al-Imam Malik berkata, “Apakah mereka anak-anak?”
Orang tadi menjawab, “Bukan.”
Beliau berkata, “Apakah mereka adalah orang-orang gila?”
Orang tadi berkata, “Bukan, mereka adalah orang-orang tua yang berakal.”
Al-Imam Malik berkata, “Aku tidak pernah mendengar seorang pemeluk Islam melakukan demikian.”
Celaan Al-Imam Ahmad rahimahullahu terhadap shufiyah
Beliau ditanya tentang apa yang dilakukan shufiyah berupa nasyid-nasyid dan qashidah yang mereka namakan sama’. Beliau berkata, “Itu adalah muhdats (perkara baru yang diada-adakan dalam Islam).” Ditanyakan kepada beliau, “Apakah boleh kami duduk bersama mereka?” Beliau menjawab, “Janganlah kalian duduk bersama mereka.”
Beliau berkata tentang Harits Al-Muhasibi –dia adalah tokoh shufiyah–, “Aku tidak pernah mendengar pembicaraan tentang masalah hakikat sesuatu seperti yang diucapkannya. Namun aku tidak membolehkan engkau berteman dengannya.”
Celaan Al-Imam Abu Zur’ah rahimahullahu terhadap shufiyah
Al-Hafizh berkata dalam Tahdzib: Al-Bardza’i berkata, “Abu Zur’ah ditanya tentang Harits Al-Muhasibi dan kitab-kitabnya. Beliau berkata kepada penanya, ‘Hati-hati kamu dari kitab-kitab ini, karena isinya kebid’ahan dan kesesatan. Engkau wajib berpegang dengan atsar, akan engkau dapati yang membuatmu tidak membutuhkan apapun dari kitab-kitabnya’.”
Celaan Al-Imam Ibnul Jauzi rahimahullahu terhadap shufiyah
Beliau berkata, “Aku telah menelaah keadaan shufiyah dan aku dapati kebanyakannya menyimpang dari syariat. Antara bodoh tentang syariat atau kebid’ahan dengan akal pikiran.”
Inilah fakta yang sesungguhnya tentang sufi bagi kalian semua saya nasehatkan untuk menjauhi ajaran sufi karena seperti apa yg dikatakan imam syafi’i
“Aku tidak pernah melihat seorang shufi yang berakal. Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya.” (ALIAS DUNGU)
No comments:
Post a Comment