Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Tidak Mau Bersaksi Untuk Abu Bakar ?
by alfanarku
Ketika sedang melakukan blogwalking, tibalah saya di suatu blog Syi’ah atau kalau ga mau disebut blog Syi’ah, at least blog tersebut dalam artikel-artikelnya bisa dikatakan 99% membela paham-paham Syi’ah, dalam salah satu topik dalam blog tersebut dibahas sebuah hadits dari kitab sunni Al-Muwattha Imam Malik, bunyi dari hadits tersebut adalah sebagai berikut:
وحدثني عن مالك عن أبي النضر مولى عمر بن عبيد الله أنه بلغه ان رسول الله صلى الله عليه و سلم قال لشهداء أحد هؤلاء اشهد عليهم فقال أبو بكر الصديق ألسنا يا رسول الله بإخوانهم أسلمنا كما أسلموا وجاهدنا كما جاهدوا فقال رسول الله صلى الله عليه و سلم بلى ولكن لا أدري ما تحدثون بعدي فبكى أبو بكر ثم بكى ثم قال أإنا لكائنون بعدك
Yahya menyampaikan kepadaku (hadis) dari Malik dari Abu’n Nadr mawla Umar bin Ubaidillah bahwa Rasulullah SAW berkata mengenai para Syuhada Uhud “Aku bersaksi untuk mereka”. Abu Bakar As Shiddiq berkata “Wahai Rasulullah, Apakah kami bukan saudara-saudara mereka? Kami masuk Islam sebagaimana mereka masuk islam dan kami berjihad sebagaimana mereka berjihad”. Rasulullah SAW berkata “Ya, tapi Aku tidak tahu Apa yang akan kamu lakukan sepeninggalKu”. Abu Bakar menangis sejadi-jadinya dan berkata ”Apakah kami akan benar-benar hidup lebih lama daripada Engkau!”. (Hadis Dalam Al Muwatta Imam Malik Kitab Jihad Bab Para Syuhada di Jalan Allah hadis no 987)
Langsung saja kemudian si penulis menggiring pembaca pada suatu kesimpulan atas hadits tersebut sebagai berikut:
Penjelasan Hadis
Hadis di atas diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Kitabnya Al Muwatta. Dari hadis di atas diketahui bahwa
* Para Syuhada Uhud lebih utama dari Abu Bakar dan sahabat lainnya karena Rasulullah SAW telah memberikan kesaksian kepada Mereka
* Rasulullah SAW tidak memberikan kesaksian kepada Abu Bakar dan sahabat lainnya karena Rasulullah SAW tidak mengetahui apa yang akan mereka perbuat sepeninggal Beliau SAW.
Mungkin pembaca yang tidak jeli dan kritis akan langsung mengiyakan kesimpulan si penulis di atas, padahal kalau pembaca mau sedikit saja jeli atau kritis, ternyata pemahaman terhadap hadits tersebut sangatlah sederhana dan jauh dari apa yang disimpulkan oleh si Penulis yang tendensius tersebut, terutama untuk kesimpulan yang pertama.
Mari coba kita cermati hadits di atas,
Rasulullah SAW berkata mengenai para Syuhada Uhud “Aku bersaksi untuk mereka”.
Kemudian Abu Bakar As Shiddiq berkata “Wahai Rasulullah, Apakah kami bukan saudara-saudara mereka? Kami masuk Islam sebagaimana mereka masuk islam dan kami berjihad sebagaimana mereka berjihad”.
Pada pertanyaan di atas Abu Bakar dan yang lainnya yang bukan Syuhada’ Uhud merasa heran, mengapa Nabi Shalallahu ‘Alaihi wasallam tidak bersaksi juga untuk mereka.
Rasulullah SAW menjawab “Ya, tapi Aku tidak tahu Apa yang akan kamu lakukan sepeninggalKu”.
Dalam jawaban Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam di atas disimpulkan:
1. Beliau mengiyakan bahwa memang Abu Bakar dan lainnya adalah saudara-saudara dari Syuhada’ Uhud dan Abu Bakar beserta lainnya juga masuk Islam dan berjihad sebagaimana Syuhada’ Uhud. (Ini juga merupakan bukti bahwa Abu Bakar juga ikut serta dalam perang Uhud dan tidak lari seperti yang selalu dituduhkan orang Syi’ah yang dengki terhadap Abu Bakar).
2. Tetapi yang menjadi sebab mengapa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam tidak mau menjadi saksi atas Abu Bakar adalah hanya karena beliau tidak tahu (tidak menyaksikkan) apa yang akan Abu Bakar (dan sahabat lainnya yang hidup lebih lama dibanding beliau) lakukan sepeninggal beliau, dan yang namanya menjadi saksi itu harus menyaksikan, ini artinya beliau akan wafat mendahului Abu Bakar. Sehingga kaidah syar’i yang dapat diambil dari hadits ini adalah seorang saksi itu mesti orang yang masih hidup yang bisa menyaksikan, tidak mungkin seorang saksi adalah orang yang sudah mati, sebagaimana suatu hal yang tidak mungkin seorang yang sudah mati bisa menjadi saksi bagi orang yang masih hidup. Dan hal yang mafhum mengapa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam mau menjadi saksi atas para Syuhada’ Uhud, tidak lain karena beliau saat itu masih hidup dan bisa menyaksikan apa yang dilakukan oleh para syuhada’ Uhud dikala mereka hidup hingga mereka menemui syahid. Sedangkan beliau tidak bersaksi untuk Abu Bakar karena beliau mengetahui bahwa beliau akan wafat terlebih dahulu dibanding Abu Bakar, yang artinya beliau tidak akan mengetahui atau menyaksikan apa yang dilakukan Abu Bakar sepeninggal beliau, maka dari itulah beliau tidak bersaksi untuk Abu Bakar.
Pengertian ini semakin jelas dengan respon Abu Bakar berikutnya dalam hadits tersebut begitu mendengar jawaban Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam yang seperti itu : Abu Bakar menangis sejadi-jadinya dan berkata ”Apakah kami akan benar-benar hidup lebih lama daripada Engkau!”.
Terlihat Abu Bakar menangis bukan karena masalah persaksian, tetapi karena mengetahui bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam akan wafat terlebih dahulu dibanding dirinya. Inilah yang dipahami oleh Abu Bakar dan menjadi inti penjelasan dari hadits di atas.
Ketidaktahuan Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam atas apa yang akan dilakukan umatnya sepeninggal (setelah wafat) beliau adalah hal yang sangat lumrah yang terjadi juga pada para Nabi, hal ini mirip seperti apa yang dikatakan Isa ‘alaihissalam yang diabadikan dalam Al-Qur’an :
مَا قُلۡتُ لَهُمۡ إِلَّا مَآ أَمَرۡتَنِى بِهِۦۤ أَنِ ٱعۡبُدُواْ ٱللَّهَ رَبِّى وَرَبَّكُمۡۚ وَكُنتُ عَلَيۡہِمۡ شَہِيدً۬ا مَّا دُمۡتُ فِيہِمۡۖ فَلَمَّا تَوَفَّيۡتَنِى كُنتَ أَنتَ ٱلرَّقِيبَ عَلَيۡہِمۡۚ وَأَنتَ عَلَىٰ كُلِّ شَىۡءٍ۬ شَہِيدٌ (١١٧)
Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakan)nya yaitu: “Sembahlah Allah, Tuhanku dan Tuhanmu”, dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka, selama aku berada di antara mereka. Maka setelah Engkau wafatkan aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Menyaksikan atas segala sesuatu. (Al-Maidah:117).
Satu hal yang pasti bahwa Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan bahwa Abu Bakar adalah Ash Shiddiq, ahlul jannah, orang yang paling beliau cintai, sahabat yang paling banyak berjasa, yang ingin beliau jadikan khalil dan lain-lain.
Wallahu A’lam.
No comments:
Post a Comment