Wednesday, September 7, 2011

MENGAPA AKU MEMILIH ISLAM

Narasumber dan Moderator. Dari kiri ke kanan: Aisya(Jepang), Aisha (Prancis), Mas Deddy, Mustafa, Said


Alhamdulillah, Sabtu, 22 Januari 2011 kemarin telah dilaksanakan talkshow "Mengapa Aku Memilih Islam" kerjasama KAMMI Jepang, PMIJ, dan Radio Pengajian Dot Com. Acaranya berjalan lancar, pesertanya banyak, dan insyaAllah banyak ilmu yang bisa didapatkan dari saudara-saudara kita yang jadi narasumber. Narasumber talkshow kali ini adalah sbb:

1. Aisha (dari Prancis), masuk Islam tahun 2010
2. Aisya (Makiyama Ayako), masuk Islam tahun 2002
3. Mustafa (Sunuoka Kiichi), masuk Islam tahun 2008
4. Said (Hatoyama Masaaki), masuk Islam tahun 2008

Berikut dialog bersama narasumber pada sesi pertama, yang dipandu oleh Mas Deddy.

Pertanyaan: Dalam lingkungan keluarga dan masyarakat jepang yang tidak terlalu terkait erat dengan agama, bagaimana pertama kali anda mengenal Tuhan?

Mustafa: (Beliau tinggal di Swiss, kemudian pindah ke Kanada.) Saya dibesarkan di luar negeri, pertama kali mengenal Tuhan ketika saya kuliah di Kanada, saya berteman dengan muslim. Sampai saat ini saya bergantung kepada siapa, pertanyaan itu selalu muncul dalam benak saya. Dari sana saya mulai berpikir tentang Tuhan.

Said: ketika Sma, di Jepang tidak tertarik dengan agama. Saya merasa ada kekurangan dari segi rohani, pertama kali saya belajar budha, tapi banyak tidak bisa menerima. kemudian mulai belajar agama Kristen,ketika lulus SMA, akhirnya beliau tertarik dalam Islam.

Aisha: Sebelm saya masuk Islam, saya adalah seorang Budha. Apa artinya kehidupan untuk manusia, setelah saya bertanya tentang hal itu ke agama Budha, tapi tak ada jawaban yang memuaskan, lalu saya mulai mempelajari agama lain, mulai dari Kristen, dan Islam. Dan saya mulai melihat debat2 antara Islam dan Kristen yang di sampaikan oleh Ahmad Deedat.

Aisya: Saya pertama kali adalah seorang Katolik, karena orang tua saya adalah penganut Katolik yang kuat di daerah saya. Dibanding dengan orang Jepang lainnya saya sudah mengenal tentang Tuhan sejak kecil, melalui kata-kata orang tua saya. Kemudian ketika saya besar, saya mulai bertanya tentang banyak hal berkaitan ketuhanan, tentang Trinitas. Saya bingung tentang tentang Trinitas, dana saya berpikir kalau ada yang salah tentang hal ini. Kemudian saya mulai belajar tentang Islam, dulu saya hanya tahu sebatas bahwasanya ada agama Islam. Setelah saya belajar Yahudi, Kristen, Islam, saya berpikir kalau Islam lah yang paling mudah untuk saya mengerti, dan saya masuk Islam.

Pertanyaan: Dibagian mana ada keraguan tentang Kristen?

Said: Ketika membaca Kitab Perjanjian Baru, apa yang tertulis disana, sama sekali tidak dilakukan oleh penganut agama tersebut. Kemudian saya bingung dengan Trinitas. Ketika saya kurang sehat, saya yakin, kalau saya dekat dengan agama, maka saya mulai belajar budha, kristen, islam. dan akhirnya saya memilih Islam sebagai satu2nya jalan yang dipercayai.

Pertanyaan: Memilih Islam sebagai agama, kemudian bagaimana tanggapan keluarga?

Mustafa: Selama 3 tahun saya belajar Islam, kelurga saya menentang saya. Apa yang saya pelajari, saya sampaikan kepada keluarga. Kemudian saya sampaikan bahwa saya akan menjadi muslim. Ada pertanyaan dari keluarga apakah kalau sudah masuk Islam bisa keluar lagi atau tdk, dll. Tapi saya tetap memilih Islam, walaupun keluarga saya tidak setuju. Sebaliknya hubungan saya dengan orang tua, menjadi lebih baik, karena Islam mengajarkan hubungan baik dengan orang tua. Tetapi akhir2 ini keluarga mulai menanyakan kembali, terutama tentang pernikahan.

Pertanyaan: Bagaimana image tentang Islam?

Aisya: Agama yg penganutnya tdk makan daging babi. Saya jg tidak punya teman Islam, jadi imagenya adalah agama yang banyak sekali larangan2. Kemudian saya masuk Islam pada tahun 2002. Saat itu banyak orang yg dituduh sbg teroris.

Pertanyaan: Setelah masuk Islam, bagaimana?

Aisya: Awalnya saya adalah seorang Kristen. Banyak hal2 yg berbeda. Salah satunya dalam Islam tdk ada organisasi ketuhanan, sperti di Italy ada Paus sbg perwakilan Tuhan di bumi. Kalau Islam adalah, apa yg disampaikan para ulama, disampaikan pada pengikut, dan diberi kebebasan ttg hal itu. Tetapi kalau di Kristen, apa yg disampaikan oleh para petinggi, harus didengarkan. Kalau beribadah, Kristen menggunakan bahasa masing2, tetapi Islam menyatukan ibadahnya dlm b.Arab. Memang sulit utk orang Jepang, tapi dgn itulah umat Islam disatukan.

Pertanyaan: Bagaimana tanggapan keluarga?

Aisya: Saya memutuskan sendiri, saya berpikir kalau ini harus dibicarakan pd orang tua. Namun kalau disampaikan pasti dilarang, dan pernikahan pun akan dilarang. Kakak lelaki saya tidak melarang, mungkin dia jg punya banyak pertanyaan ttg Kristen seperti saya. Ibu saya awalnya melarang, kemudian bertanya mengapa harus Islam? Saya menjelaskan kalau tuhannya sama, dan kemudian ditanya lagi, kenapa tidak katolik saja. Saya jawab bahwa itu adalah keputusan saya. Sekarang saya sedang berusaha agar ibu saya mengerti dan bisa masuk Islam.

Aisha: Saya baru saja bersyahadat dan masih belum tahu apa2 ttg Islam. Beberapa saat lagi saya akan pulang ke Prancis, dan saya masih bingung apa yang akan saya katakan pada orangtua, karena ayah saya pengikut Budha yang taat

Said: orangtua saya bercerai dan sy tinggal dgn ibu, komentar ibu saya "Daging babi itu murah tapi kamu tidak bisa makan, bagaimana ini..." ^__^ tapi tentang ibadah tidak banyak dikomentari

Pertanyaan: Dari mana Anda pertama kali mengenal Islam?

Aisha: Saya SMP dan SMA di Prancis, disana banyak orang Tunisia, Maroko, dan saya sering berinteraksi dgn mereka. Dulu saya rajin mendakwahi mereka, mengajak ke Budha. Ketika saya datang ke Jepang, saya kehilangan teman muslim, dan saya berhubungan dgn teman2 muslim di Prancis via Facebook & SNS lain, saya ganti belajar Islam dari mereka. Saya belajar lewat teman saya yang datang waktu liburan musim panas. Tempat tinggal saya sekarang, dekat dgn masjid Hachioji, saya juga sering belajar kesana.

Aisya: Saya belajar lewat buku dan internet, dan bertanya2 pada suami saya orang Pakistan. Pertanyaan2 saya sangat simple/dasar dan membuat suami saya sempat kebingungan, karena cara berpikir yg berbeda. Seperti pertanyaan2 ttg mana yg benar, misal masalah hijab. Kemudian sy belajar bhs arab di Hiroo karena ingin bisa membaca al quran dlm bhs arab. Saya jg berbicara dgn muslimah Jepang yg lebih dahulu memeluk Islam, dan saya mulai mengerti pertanyaan2 yg dulu tdk bisa dijelaskan oleh suami saya. Sekarang sy belajar di masjid yokohama. Merekalah yg memberikan dukungan saya utk belajar Islam.

Mustafa: saya tinggal di Swiss, sejak kecil. saya sekolah di sekolah internasional, saat itu ada teman2 yang beragama Islam tapi tidak begitu taat. hanya sekedar tidak makan babi, dan puasa ramadhan. dan saat itu pula saya tidak punya ketertarikan dengan agama. saya pertama kali mendapat pengaruh Islam, ketika saya kuliah di kanada, saya punya teman dekat muslim dari Pakistan, ketika kami berdiskusi tentang masalah2 sosial, mereka selalu menjawab dari cara pandang agama Islam, misalnya masalah kemiskinan, Islam punya zakat, untuk menanggulanginya. mereka tidak hanya bicara, tapi juga menunjukkan bukti2. tapi mereka juga tidak begitu taat,lalu dia pergi ke Korea karena ada bisnis. setelah pulang lagi di Kanada, dia telah berubah 180 derajat. dia meninggalkan semua perbuatan tdk baik, dan jadi benar2 taat agama Islam. saya mulai tertarik dengan Islam, tapi belum memutuskan masuk islam. samapai saya benar2 percaya, saya belajar islam. kemudian saya mulai membaca Al Quran, dan mulai merasakan tentang Tuhan, yang bisa menjadi tempat saya bergantung. saya masuk Islam di Jepang.

Pertanyaan: Bagaimana menjadi muslim di Jepang? Misal ketika harus menjalankan shalat di luar rumah, apakah pernah ditanya-tanya orang?

Aisya: cukup sulit menemukan tempat shalat yg aman di luar rumah, tp misalnya ketika keluar dgn mobil, sy shalat di tempat parkir. Kadang mungkin sesama org jepang berpikir, "orang jepang ini sedang apa ya?", saya pernah juga ditanya saat setelah shalat. Pertanyaannya yg pertama "Anda orang mana? Apa bisa bahasa Jepang?" padahal saya orang Jepang. Terutama karena di dalam shalat ada gerakan ojigi (membungkuk), jadi saya jelaskan bahwa itu adalah inori (berdoa), orang jepang mengerti. Tanggapan mereka, "Oh, ternyata orang Jepang juga ada yg muslim ya.."

Aisha: saya tinggal sendirian jadi tidak masalah, tapi saat berkumpul bersama2 teman, misal menginap di suatu tempat, alhamdulillah dgn pertolongan Allah selalu ada saat dimana tidak ada seorangpun di kamar, jadi saya bisa shalat.

Mustafa: saya bekerja di perusahaan Jepang, pertama kali saya khawatir tdk dibolehkan, ttp saat bilang ke atasan, saya diijinkan untuk menggunakan ruangan rapat yg tdk terpakai. Kadang sy shalat di taman, atau di atas gunung saat bermain ski. ALhamdulillah Allah memberi kemudahan. Atasan sy sepertinya punya image bhw saya adalah org Jepang yg dibesarkan di luar negeri, jd dia berpikir kalau saya sedikit berbeda dgn orang Jepang biasa.

Said: harus berusaha lebih saat Ramadhan. Alhamdulillah di Tokyo banyak masjid, jadi lebih mudah dijangkau, asal ada waktu 30menit bisa pergi ke masjid. Sebisa mungkin saya berteman dengan teman2 muslim di kampus dan beribadah bareng.

Pertanyaan: Bagaimana kondisi ruhani Anda setelah masuk Islam?

Said: orang Jepang mmg tidak memiliki tempat bergantung seperti Tuhan, tetapi saya merasakan ketika menjadi muslim, saya punya Allah tempat bersandar, dan saya merasa tenang.

Aisha: saya merasa menemukan arti hidup saya, kenapa saya ada di dunia ini. Bahwa saya hidup untuk Allah. Dlm keadaan khawatir atau sulit, sy merasakan kedamaian dari Allah.

Aisya: memang kondisi hati itu naik turun ya, tapi sebagai orang Islam, pasti ada arti dari semua ini, ada hikmahnya. Kebingungan dan masalah saya berkurang karena percaya pada Allah.

Setelah istirahat shalat Dzuhur dan makan siang, acara talkshow "Mengapa Aku Memilih Islam" dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Berikut adalah beberapa pertanyaan yang muncul dari peserta selama sesi tanya jawab.

Pertanyaan: Bagaimana cara berdakwah/mengajak yang baik kepada orang Jepang?

Aisya: Orang Jepang banyak yang tidak tertarik pada agama sejak awal, jd mungkin kalau ingin mengenalkan Islam pd org Jepang, bukan dgn berawal dari Islam dan Allah, tp dari menunjukkan bhw Islam tidak terpisahkan dari kehidupan. Saat saya pergi ke masjid, saya merasakan atmosfir yg sangat berbeda. Semua dilakukan bersama-sama, seperti makan bersama.. sedangkan orang Jepang, meskipun berteman, tapi pada akhirnya pulang ke rumah masing2 dan makan sendiri2. Kebersamaan itu sgt sy rasakan.

Aisha: tempat saya belajar sekarang kebanyakan orang Budha. Menurut saya sebagai org Islam merasa wajib menunjukkan keIslaman saya, karena semua org mengamati. Tunjukkanlah Islam itu apa, tunjukkan kebaikan Islam. orang jepang sebagian besar tidak punya image yang baik ttg agama, jadi pertama kali yang bisa kita lakukan adalah menjalankan agama dengan baik kepada mereka. kita juga bisa menjelaskan lewat ajang2 kumpul makan,dll. saya kadang merasa sedih melihat teman2 saya yang masih dalam beragama budha, saya berpikir apa yang bisa kita lakukan. dan teman2 saya itu mulai bertanya ttg kenapa saya masuk Islam, saya kadang berbicara dengan mereka. dan saya ingin menunjukkan kebaikan islam kepada mereka.

Mustafa: setiap orang berbeda2, dan tidak ada cara yg plg tepat, itu semua tergantung oleh orang tersebut. Tapi Islam mengajarkan bahwa kita tidak boleh sangat membenci seseorang, tetapi menjadi teman dari semua. Ada keinginan untuk mengajak teman kita ke surga. Untuk orang jepang yg paling penting adalah bukan dgn berbicara saja, tapi dgn aktivitas baik. Krn orang Jepang sgt menganggap tindakan, perbuatan, oleh karena itu menunjukkan sikap muslim yg baik dalam kehidupan sehari-hari adalah cara yg tepat untuk berdakwah.

Said: ketika sy menjadi muslim, teman2 saya terkejut dan mulai bertanya2 ttg Islam, sepertinya memiliki ketertarikan dgn Islam dgn sendirinya. Dgn saya menjalankan ajaran2 Islam sprti shalat, berpuasa, mereka pun bertanya ttg itu dan saya punya kesempatan utk menjelaskan Islam. Ada cara lain jg dgn mengundang teman kita makan, lalu saat waktu shalat kita izin utk shalat, maka mereka akan tertarik & ingin tahu ttg Islam. Agama Islam adalah agama yg mengatur segala aspek kehidupan, dgn demikian cara terbaik dgn menjalani kehidupan dgn dasar Islam.

Pertanyaan: Bagaimana Anda menyikapi ibadah wajib Islam yg menggunakan bahasa Arab? Karena bagi orang Jepang, pronounciation bahasa Arab sangat susah.

Said: ya, memang bagi saya sangat susah melafalkan b.Arab, jadi saya pertama belajar dgn membaca lafal bacaannya yg ditulis dgn katakana.

Mustafa: mengingat huruf2 b.Arab tidak terlalu sulit, tapi kalau dari tata bahasa, memang sulit. tetapi memang lafal b.Arab yg tidak ada di b.Jepang sangat banyak. Dengan banyak mendengar berulang2, saya belajar mengikuti bacaannya.

Aisha: dibanding Prancis, b.Arab lebih mudah pelafalannya.. saya juga pernah ikut kelas b.Arab di universitas. saya juga belajar dgn banyak mendengar dan membaca pelafalannya dalam huruf alfabet.

Aisya: di katakana banyak pelafalan b.arab yg tdk bisa ditulis dgn tepat, jadi menurut saya lebih baik membaca dari alfabet. saya melihat anak saya lebih cepat belajar dari mendengar, jadi saya juga sepakat bahwa dgn mendengar pelafalannya langsung, bisa lebih mudah belajar & mengingat.

Pertanyaan: Kenapa memilih nama Islam yang saat ini?

Aisya: saya memilih nama ini bukan saat berislam, tapi saat akan menikah, karena dibilang bahwa lebih baik mengambil nama islam. saat itu saya diberikan beberapa pilihan, tapi saat itu saya masih belum banyak tahu ttg arti nama2 ini. Nama aisya saya pilih karena dekat dgn nama asli saya Ayako. Keluarga juga senang dgn pilihan ini. (Aisha-san menikah di Pakistan, sehingga disarankan utk memilih nama Islam)

Aisha: saat akan mengucapkan syahadat, imam masjid memilihkan untuk saya. ^__^

Mustafa: ketika saya menjadi muslim, saya punya teman baik orang maroko, sebaiknya kamu punya nama islam, untuk berhubungan dengan muslim lainnya. kemudian teman itu menawarkan beberapa nama, dan akhirnya saya sangat tertarik dengan mustafa.

Said: memperoleh nama dari orang yang sama dengan mustafa-san. dan kedua kali ketika saya ke masjid, akhirnya orang itu menamakan saya said.

Pertanyaan: (dari audiens orang Jepang yang sedang belajar Islam) Bagaimana sikap anda setelah memeluk Islam dengan budaya Jepang yang berbau spiritual seperti perayaan obon, hatsumode, dll?

(obon = upacara kematian, mengikuti istiadat budha; hatsumode = mengunjungi kuil saat tahun baru)

Mustafa: saat upacara kematian, semua keluarga berkumpul, dan biksu memimpin acara itu. tentunya kalau tidak ikut melakukan itu akan dianggap sangat tidak sopan, dan hati saya pun menolak. Tetapi saya percaya Allah melihat hati kita, demi utk tidak melukai ikatan dgn keluarga, saya hanya sekedar menghadiri saja.

Said: saya sedikit beruntung karena ibu saya juga tidak terlalu menyukai adat2 jepang seperti itu sehingga tidak pernah menghadirinya, jadi saya pun mengikuti ibu saya dan tidak hadir juga.

Aisha: saya cukup kesulitan karena tempat saya belajar adalah organisasi orang budha, belum ada yg tahu saya masuk Islam saat tiga bulan yg lalu. Seperti Mustafa-san, hati saya menolaknya, tapi saya terpaksa menghadiri acara2 tersebut. Saya berdoa semoga setelah ini dikuatkan utk tidak melakukannya lagi.

Aisya: keluarga saya beragama kristen, jadi yg saya khawatirkan adalah natal. anak saya yg berusia 2 tahun pun sudah tahu istilah "christmas" dan mengucapkan "merry christmas" dan bernyanyi2, karena pengaruh TV dan lingkungan. Keluarga saya pun tiap natal ke gereja. Saya berusaha memberikan pengertian pd anak saya. Ketika ziarah, saya ikut pergi ke makam ayah & nenek, tapi berdiri di bagian belakang dan berdoa dgn cara Islam, dan ikut berusaha menjaga makam agar tidak kotor & terjaga. Saat ada upacara, saya selalu izin duluan dan bisa dimengerti oleh yang lain.

Pertanyaan: Kita (orang Indonesia) kebanyakan Islam dari kecil karena orangtua. Saat berpisah dengan orangtua dan dikelilingi orang-orang nonmuslim, kadang ada keraguan datang, apakah Islam adalah agama yang benar, apakah Allah benar-benar ada. Sedangkan para narasumber kita mempelajari berbagai macam agama dan akhirnya memilih Islam. Apakah kita juga perlu mempelajari agama lain? Dan bagaimana agar hati ini yakin pada Islam?

Aisya: jika diumpamakan, kami org jepang yg tidak pernah tinggal di luar negeri, tidak mengerti bagaimana senang/susahnya tinggal di negeri orang. demikian juga teman2 yg sudah islam sejak kecil, mgkn semua sudah menjadi 'biasa' dan tidak memahami esensinya. saya rasa belajar lebih dalam ttg islam, termasauk belajar jg ttg agama lain, bisa membuat keyakinan kita lebih kuat dan juga lebih mudah membuka percakapan dgn orang lain ttg agama.

Aisha: sangat baik belajar ttg agama lain jg, shg kita bisa semakin percaya bhw agama islam adalah agama yg benar.

Said: kalau coba mempelajari agama lain, kita akan sadar bahwa semua jawaban atas pertanyaan2 hidup ini bisa dijawab oleh Islam.

Mustafa: Islam ataupun bukan islam, sebagai manusia kita harus memilih bagaimana kita menjalani hidup. Tentu saja sebagai pengetahuan, baik juga untuk belajar agama lain, tapi tentu yang paling utama adalah mempelajari tentang Islam, as our way of life.

http://kammi-jepang.org/i

No comments:

Post a Comment